Uu Sebut Pesantren di Jabar Boleh Buka Kembali dengan Sejumlah Syarat

- 8 Juni 2020, 23:00 WIB
Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum saat  video conference dengan perwakilan pengurus pondok pesantren (Ponpes) se-Jabar dalam rangka penyusunan protokol kesehatan new normal atau Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di lingkungan pesantren, dari Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (5/6/2020)
Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum saat video conference dengan perwakilan pengurus pondok pesantren (Ponpes) se-Jabar dalam rangka penyusunan protokol kesehatan new normal atau Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di lingkungan pesantren, dari Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (5/6/2020) //Dok Humas Pemprov Jabar.

BANDUNG, (PRFM) - Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) tengah mematangkan Standar Operasional Prosedur (SOP) terkait protokol Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) yang segera diterapkan di lingkungan pondok pesantren.

Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, penyusunan SOP ini disesuaikan dengan protokol kesehatan. Menurutnya, hal ini penting sebagai langkah menghindari terbentuknya kluster baru penyebaran wabah Covid-19 di lingkungan pesantren.

Tentunya, protokol kesehatan itu dinilai penting mengingat kondisi pesantren, yang dihuni ratusan, hingga ribuan santri, terbilang rawan terjadinya kerumunan. Kerumunan tersebut dikhawatirkan sebagai penyebaran Covid-19.

"Pak Gubernur barusan sudah memberikan tanda kepada kami. Bahwa untuk kembalinya para santri ke pesantren dan pesantren bisa menerima murid baru. Intinya baliau menyetujui. Tapi ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi pesantren, baik Salafiyah yang tidak ada sekolahnya, atau khalafiah yang ada sekolahnya. Pada prinsipnya Pak Gubernur memberikan 'lampu kuning' untuk proses belajar mengajar di pesantren," beber Uu dalam keterangan resmi Pemprov Jabar, Senin (8/6/2020).

Baca Juga: Bekcham Berharap Bisa Bela Timnas di Piala Dunia U-20

Uu turut menyebutkan beberapa contoh protokol kesehatan yang tertera pada SOP AKB di lingkungan pesantren. Seperti seluruh santri di lingkungan pondok pesantren harus memakai masker, pengecekan suhu tubuh, mencuci tangan setiap beraktivitas.

Pihak pengurus pondok pesantren pun diminta menyiapkan fasilitas cuci tangan atau hand sanitizer di beberapa titik di lingkungan pondok pesantren.

Selanjutnya, pondok pesantren juga harus mengecek secara rutin kesehatan para ustadz atau pengajar. Untuk menjaga imunitas, para penghuni pondok pesantren juga dianjurkan mengonsumsi vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh. Tak boleh ketinggalan, setiap fasilitas pondok pesantren juga harus rajin disemprot dengan disinfektan.

Baca Juga: Ada Pedagang Positif Covid-19, IKAPPI Minta Pemkot Bandung Tidak Tutup Pasar Tradisonal

Selain itu, pondok pesantren juga harus menyiapkan ruang isolasi proporsional, disesuaikan dengan jumlah santri, sebagai tindakan pertama jika ada kasus agar tidak menularkan ke santri lain. Bila ditemui kasus, pondok pesantren diharapkan segera menghubungi layanan kesehatan.

Halaman:

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x