Network
BANDUNG, (PRFM) – Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Barat, Mochamad Ade Afriandi mengatakan sebagai langkah pencegahan penyebaran virus corona (Covid-19) pihaknya terus memantau perkembangan kondisi Tenaga Kerja Asing yang berada di Jawa Barat sejak 29 Januari 2020. Pemantauan itu dilanjutkan kembali pada 17-28 Maret 2020 sesuai dengan arahan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Di samping itu, Disnakertrans melakukan pemantauan kepada tenaga kerja yang pulang ke Indonesia. Selanjutnya, lanjut Ade, pihaknya pun terus memperhatikan dampak yang terjadi pada industri atau perusahaan di Jawa Barat.
“Akhirnya kami kembangkan bukan hanya memantau TKA juga memantau kepulangan pekerja migran Indonesia. Selain itu, kami juga melakukan pemantauan dampak terhadap aktivitas maupun produksi dari industri di Jawa Barat,” ujarnya saat on air di Radio PRFM 107,5 News Channel, Sabtu (28/3/2020).
Baca Juga: Gunung Merapi Kembali Erupsi Pagi Ini, Tinggi Kolom Abu 2.000 Meter
Menurut Ade, di Jawa Barat pada tahun 2020 tercatat ada sebanyak kurang lebih 47 ribu perusahaan atau industri. Dari jumlah tersebut didominasi ada 32 ribu lebih industry mikro.
“Dari data berdasarkan wajib lapor perusahaan dari Kementerian Perindustrian, di Jawa Barat tahun 2020 itu memiliki hampir 47 ribu perusahaan atau industri. Terdiri dari industri mikro 32 ribu lebih, kemudian industry kecil ada 6 ribu kurang lebih, kemudian ada industri menengah sekira 5.700-an dan industri besar 3.100-an,” ujarnya.
Baca Juga: INFO ORANG HILANG: Dikabarkan Hilang Sejak Kamis Lalu, Diva Telah Ditemukan di Bogor
Ade tidak memungkiri Jawa Barat dapat dikatakan terdampak dengan adanya Covid-19 ini. Apalagi ada sekira 2 juta tenaga kerja di Jawa Barat.
“Dengan kondisi Jawa Barat yang serba ada, perusahaan atau industri menjadi tantangan tersendiri dengan adanya covid-19. Kemudian untuk pekerja, ada sekitar hampir 2 juta tenaga kerja di perusahaan atau industri yang terdaftar dari WLKP Online,” jelasnya.
