Stok Normal, Disperindag Jabar Imbau Warga Tidak Panic Buying Karena Corona

- 4 Maret 2020, 18:23 WIB
PENGGUNAAN hand sanitizer di stasiun KAI Daop 5.*
PENGGUNAAN hand sanitizer di stasiun KAI Daop 5.* /EVIYANTI/PR/

BANDUNG, (PRFM) - Kementerian Perdagangan meminta Dinas Perindustrian dan Perdagangan provinsi dan kabupaten/kota beserta Satgas Pangan memantau dan mengantisipasi adanya panic buying akibat mulai masuknya virus Corona atau COVID-19 ke Indonesia.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat M. Arifin Soendjayana mengatakan keputusan itu disampaikan dalam rapat koordinasi ketersediaan pasokan dan stabilitas harga barang kebutuhan pokok yang digelar Kementerian Perdagangan di Jakarta.

“Salah satu keputusannya untuk memantau panic buying yang terjadi di lapangan tim satgas pangan provinsi dan kab/kota segera turun ke ritel, distributor dan grosir,” katanya dalam siaran pers yang diterima PRFMNEWS, Rabu (4/3/2020).

Baca Juga: Pemprov Jabar Buat SOP Pengunjung Museum Gedung Sate

Arifin sendiri memastikan pihaknya sejak pengumuman dua suspect covid-19 asal Depok awal pekan ini, langsung berkoordinasi dengan DPD Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Jabar terkait kondisi barang kebutuhan pokok di lapangan.

“Kami bersama APRINDO menghimbau masyarakat khususnya di Jawa Barat tidak perlu panik karena persediaan barang kebutuhan rumah tangga masih terjaga dan masih normal,” ujarnya.

Pihaknya juga memastikan berdasarkan informasi dari pihak principal dan distributor barang kebutuhan pokok tidak ada kekosongan di gudang mereka. Secara umum, penjualan di toko ritel swalayan masih normal, memang ada kenaikan namun lebih banyak dikarenakan sesi awal bulan.

“Penjualan beberapa produk makanan siap saji, makanan beku, mie instan, dan sejenisnya juga ada kenaikan tetapi belum signifikan karena supply juga masih normal,” tuturnya.

Baca Juga: Waspada Harus Tapi Tak Perlu Panik Karena Corona Bisa Disembuhkan dan Bisa Dicegah

Namun diakui Arifin, konsumen banyak membeli barang-barang yang berhubungan dengan sanitasi, sehingga ada beberapa toko yang kosong untuk barang-barang tersebut, utamanya produk masker dan anti-septic.

“Di beberapa outlet minimarket terlihat kosong dan kehabisan produk tersebut. Hal ini lebih disebabkan oleh toko minimarket tidak memiliki gudang yang cukup luas. Umumnya stok di toko minimarket hanya untuk seminggu,” tuturnya.

Namun dari laporan yang diterima pihaknya, untuk masker dan hand sanitizer stok kosong sejak awal Februari karena sudah tidak ada pengiriman dari supplier.

Baca Juga: Dinkes Pastikan Kabar Adanya Pasien Terinfeksi Corona di RSUD Kota Bandung, Hoaks

“Sabun cuci tangan anti-septic masih tersedia normal, ini bisa jadi pengganti hand sanitizer,” ujarnya.

Dengan kondisi tersebut pihaknya memastikan masyarakat tidak perlu khawatir dengan melakukan pembelian barang secara berlebihan.

“Tidak perlu khawatir, karena persediaan barang di luar masker dan sanitizer masih sangat terjaga dengan cukup,” kata Arifin.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x