Network
PRFMNEWS - Sekretaris Jenderal, Asosiasi Pedagang Pasar Tradisional (APPETRA) Jawa Barat, Muslim Arief mengatakan, hingga saat ini harga cabai rawit, khususnya harga cabai rawit domba atau cengek domba terus melejit dan membuat banyak pedagang dan pembeli menjerit.
Menurut Sekretaris Jenderal, Asosiasi Pedagang Pasar Tradisional (APPETRA) Jawa Barat, Muslim Arief, kenaikan cabai rawit sudah dirasakan sejak awal libur natal dan tahun baru (Nataru) lalu.
"Kenaikan harga ini sudah nampak sejak Nataru, bahkan hingga ini tidak ada penurunan, bahkan semakin melonjak. Di Nataru itu (harga cabai) di kisaran Rp90.000 hingga Rp100.000, bahkan sekarang mencapai di Rp120.000 ribu yang cengek domba," kata Muslim saat on air di Radio PRFM 107,5 News Channel hari ini, Kamis, 11 Maret 2021.
Baca Juga: 27 Korban Meninggal Kecelakaan Maut di Wado Sumedang Sudah Berhasil Dievakuasi Semua
Muslim menjelaskan, kenaikan harga ini terjadi karena banyak petani cabai yang mengalami gagal panen imbas cuaca buruk sejak November tahun lalu.
Di Jawa Barat, kebutuhan cabai rawit biasanya dipasok dari Cikajang, Garut, dan beberapa kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Muslim menghawatirkan kenaikan harga cabai rawit ini berkepanjangan hingga jelang ramadan dan lebaran.
Baca Juga: Polisi Periksa Rizky Billar Terkait Kerumunan di Acara Pembukaan Restoran
Oleh karena itu, dia berharap harga cabai berangsur normal sebelum ramadan dan lebaran yang tinggal beberapa pekan lagi.
"Harapan kami menjelang hari raya (lebaran) menjelang puasa bisa turun lagi," katanya.
Selain cabai rawit, kata Muslim, beberapa komuditas pangan lainnya pun kini mulai mengalami kenaikan harga.
Baca Juga: Hasil Liga Champions Dini Hari Tadi; Liverpool Lolos, Barcelona Tersingkir
Dia mencontohkan, harga daging sapi kini mulai merangkak naik.
"Daging mulai ada kenaikan di kisaran 5 sampai 10 persen, biasa kita jual Rp100.000 sampai 120.000/kg, sekarang Rp105.000 sampai Rp125.000/kg," ujarnya.
Selain daging, ikan mas pun sempat mengalami kenaikan harga. Hal ini terjadi karena banyak sentra ikan mas yang kebanjiran hingga gagal panen.***
