Ridwan Kamil Sebut Kasus Covid-19 di Jabar Menurun, Begini Penjelasannya

- 2 Februari 2021, 19:22 WIB
Gubernur Jabar Ridwan Kamil bersama unsur Forkopimda memberikan penjelasan terkait pelaksanaan vaksinasi massal di Sabuga, besok Rabu 3 Februari 2021./Remy Suryadie/Galamedia
Gubernur Jabar Ridwan Kamil bersama unsur Forkopimda memberikan penjelasan terkait pelaksanaan vaksinasi massal di Sabuga, besok Rabu 3 Februari 2021./Remy Suryadie/Galamedia /

PRFMNEWS - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menyebut kasus virus corona (Covid-19) di Jawa Barat mengalami penurunan.

Ridwan Kamil menyebut data dalam grafik menunjukkan peningkatan, namun ia menilai data tersebut kurang akurat, karena banyak yang merupakan kasus lama.

"Izin saya meng-update situasi penanganan Covid di Jabar, indikator di Jabar yang tadi diumumkan itu rata-rata membaik ya. Jadi gambar ini menunjukkan kasus harian yang dilaporkan itu, tapi yang ditetapkan oleh lab itu sebenarnya sudah turun, artinya apa? Artinya, kasus yang disebut meningkat itu banyak sekali kasus lama," kata Ridwan Kamil dalam konferensi pers usai rapat koordinasi di Mapolda Jabar, Selasa 2 Februari 2021.

Baca Juga: Ikuti Imbauan Kemenkes, RSHS Tambah Kapasitas Tempat Tidur Pasien 40 Persen

Baca Juga: Wagub Jabar Sebut dengan Perda Pesantren, Ponpes Salafiyah Kini Bisa Dapat Bantuan

Gubernur yang karib disapa Emil pun menyampaikan indikator menurunnya kasus Covid-19 di Jabar.

Okupansi atau tingkat keterisian rumah sakit di Jabar yang berada di bawah 70% menjadi indikatornya. 

"Keterisian rumah sakit kita bagus, di bawah 70% yaitu 69%. Logikanya kalau kasus naik, berita RS kan ga bisa dibohongin, yaitu penuh dengan orang yang baru sakit. Maka ruang perawatan isolasi logikanya penuh seiring dengan naiknya kasus aktif harian," kata Emil.

Emil menyampaikan okupansi RS rujukan Covid-19 di Jabar saat ini berada di atas rata-rata nasional.

Tingkat keterisian RS di Jabar saat ini berada di angka 69%, di bawah standar pemerintah pusat yaitu 70%.

ia pun memastikan bahwa dirinya akan terus mendorong agar tingkat keterisian RS di Jabar turun sampai 60%.

"Kita di bawah standar pusat alhamdulillah, tapi saya akan push satu dua minggu ini supaya keterisian (rumah sakit) di bawah 60%," lanjutnya.

Sementara terkait Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Emil meminta agar tidak menilai hanya dari penambahan kasus saja. 

Pasalnya ia menilai data penambahan kasus corona kadang kurang akurat.

"Mohon jangan menilai PPKM hanya dari kasus aktif, karena kasus aktif kadang datanya kurang akurat," paparnya.

Baca Juga: Nusron Wahid Sebut Tak Kenal Abu Janda dan Harap NU Dijauhkan dari Penumpang yang Ingin Merusak dari Dalam

Baca Juga: Update Corona Indonesia 2 Februari: Kasus Harian Berjumlah 10.379, Total Positif Capai 1.099.687

Namun jika mengukur PPKM dari indikator lain seperti dari indeks mobilitas, dia menyebut indeks mobilitas warga selama PPKM di Jabar menurun tapi tidak terlalu signifikan.

"Indeks mobilitas memang menurun, tapi tidak semenurun seperti pas PSBB, nah itu yang akan terus kita evaluasi," katanya.

Adapun terkait kedisiplinan warga dalam menerapkan protokol kesehatan selama PPKM, Emil menyebut tingkat kedisiplinan di Jabar naik sebesar 80%.

"Kalau kedisiplinan kita jagoan. Awal Januari kemarin kita survei yang pakai masker 50%, sekarang 83%. Jaga jarak awal Januari hanya 47%, sekarang 81%. Jadi rata-rata disiplin Jabar sudah di atas 80%," katanya.***

Editor: Rian Firmansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x