Sesar Lembang Sudah Dua Tahun 'Tidur' Bikin BMKG dan Warga Harus Makin Waspada, Kenapa?

- 23 Januari 2021, 11:49 WIB
SALAH satu bagian sesar Lembang di Tebing Keraton, kawasan Taman Hu­tan Raya Ir H Djuanda, Desa Ciburial, Kabupaten Bandung, Selasa, 2 Oktober 2018.*/ARIF HIDAYAH/PR
SALAH satu bagian sesar Lembang di Tebing Keraton, kawasan Taman Hu­tan Raya Ir H Djuanda, Desa Ciburial, Kabupaten Bandung, Selasa, 2 Oktober 2018.*/ARIF HIDAYAH/PR /arif hidayah/

Baca Juga: Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo Akui Dirinya Positif Covid-19 Hari Ini

Sesar Lembang sendiri terbagi menjadi tiga segmen, yakni segmen timur Gunung Manglayang, segmen tengah Lembang, dan segmen barat di Padalarang.

Jika ketiga segmen tersebut bergerak bersamaan, maka kemungkinan gempa yang dihasilkan adalah magnitude 6,8-6,9. Sementara jika bergerak di saat yang berbeda, maka gempa yang dihasilkan magnitudonya 2,5-3.

“Bukan bermaksud menakuti, tapi kita harus bersiaga. Berdasarkan sejarah kegempaan yang di Sesar Lembang yang panjangnya antara 25-29 KM, terdiri dari 3 segmen,” kata dia.

Menurut BMKG, paling lama gempa bakal terasa di Kota Bandung karena Kota Bandung berada di cekungan dan terisi oleh bangunan top soil yang belum terpadatkan secara sempurna.

Baca Juga: Cuaca Bandung Hari Ini 23 Januari 2021, Ini Pemaparan BMKG Bandung

“Akan terasa di Kota Bandung, karena dulunya cekungan dan terisi oleh bangunan top soil yang belum terpadatkan secara sempurna, ketika ada gelombang seismik yang masuk ke dalam cekungan, maka gelombang itu akan bergetar lebih lama dibandingkan dengan getaran di pusatnya di Lembang,” ujarnya.

Untuk itu Rasmid meminta warga waspada akan potensi bencana ini. Salah satunya dengan melihat perkembangan gempa di website BMKG.

“Kita harus menyiapkan diri, bisa dibuka di website BMKG untuk melihat apa yang bisa dilakukan di saat sebelum gempa bumi, saat gempa bumi, dan setelah gempa bumi,” tutupnya.***

Halaman:

Editor: Haidar Rais


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x