Tangani Banjir Kabupaten Bandung, Kolam Retensi Andir Mulai Dibangun

- 11 Desember 2020, 09:07 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat memimpin peletakan batu pertama atau groundbreaking kolam retensi Andir di Kelurahan Andir, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung pada Kamis 10 Desember 2020. Diharapkan kolam retensi ini bisa menjadi salah satu solusi penanganan banjir di Kabupaten Bandung.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat memimpin peletakan batu pertama atau groundbreaking kolam retensi Andir di Kelurahan Andir, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung pada Kamis 10 Desember 2020. Diharapkan kolam retensi ini bisa menjadi salah satu solusi penanganan banjir di Kabupaten Bandung. /Humas Jabar

PRFMNEWS - Banjir merupakan salah satu persoalan yang masih menghantui warga Kabupaten Bandung, utamanya di Baleendah, Bojongsoang, dan Dayeuhkolot.

Sebagai salah satu upayana penanganan banjir di Kabupaten Bandung, Pemerintah Provinsi Jawa Barat mulai membangun Kolam Retensi Andir dan lima polder di Kelurahan Andir, Kecamatan Baleendah.

Pembangunan infrastruktur yang difungsikan untuk penanganan banjir di Kabupaten Bandung ini diawali dengan peletakan batu pertama atau groundbreking oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang menjanjikan penanganan banjir pada masa kampanyenya dulu.

Baca Juga: Tarif Cukai Rokok Naik Mulai Februari 2021

Kolam retensi akan dibangun di lahan seluas 4,85 hektare (Ha), luas daerah tangkapan air (catchment area) 148,78 Ha, luas genangan 2,75 Ha, serta volume tampungan hingga 137,500 meter kubik (m³).

Dalam proyek pembangunan ini, dibangun juga lima polder: (1) Polder Cipalasari-1 dengan catchment area seluas 29,79 Ha dan volume tampungan 1.125 m³; (2) Polder Cipalasari-2 (catchment area 11,79 Ha dan volume 1.125 m³); (3) Polder Cijambe Barat (catchment area 78,20 Ha dan volume 1.125 m³); (4) Polder Cijambe Timur (catchment area 58,60 Ha dan volume 1.125 m³); dan (5) Polder Cisangkuy (catchment area 7,85 Ha dan volume 450 m³).

Menurut Kang Emil -sapaan Ridwan Kamil-, pembangunan kolam retensi dan polder merupakan komitmennya bersama pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR RI untuk mengatasi banjir, khususnya di Kabupaten Bandung.

Baca Juga: Saksikan Stray Kids dan GOT7 Rayakan Ulang Tahun Shopee Dalam TV Show Shopee 12.12 Birthday Sale!

Ia pun berterima kasih kepada Kementerian PUPR RI yang telah bersinergi bersama Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar dan Pemda Kabupaten Bandung dalam membangun Kolam Retensi Andir dan lima polder dengan anggaran sekitar Rp141 miliar dan ditargetkan selesai pada Desember 2021.

“Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat mengucapkan terima kasih atas komitmen pemerintah pusat, yaitu hadirnya danau retensi atau kolam retensi kedua setelah Cieunteung,” ucap Kang Emil.

Ditargetkan pembangunan ini rampung pada Oktober 2021 mendatang.

“Mudah-mudahan Oktober 2021 selesai (lebih cepat), sehingga kalau ada potensi banjir di akhir tahun depan itu bisa dikurangi. Saya juga berbincang dengan warga, dan mereka sangat mengapresiasi pekerjaan umum ini sehingga bisa mengurangi kebencanaan setiap tahunnya di daerah ini,” katanya.

Baca Juga: Heboh ! Netizen Laporkan Suara Dentuman Misterius Kembali Terdengar di Bandung Raya

Kang Emil pun menjelaskan, air yang ditampung di kolam retensi ini nantinya bisa dipompa ke Sungai Citarum dan diolah di Waduk Saguling, Cirata, dan Jatiluhur untuk berbagai keperluan, dari sumber air bersih hingga pembangkit listrik.

Kang Emil juga berharap agar keberadaan kolam retensi bisa memberikan manfaat secara ekonomi, termasuk menghadirkan area rekreasi atau pariwisata bagi warga.

“Saya inginnya setiap kolam retensi itu juga ada peluang pariwisatanya. Jangan hanya tempat air, tapi kalau bisa ada sebuah gagasan agar orang bisa berekreasi di situ. Jadi kita akomodir bisa (manfaat) secara ekologis berhasil, sekaligus juga ekonominya,” tutur Kang Emil.

Baca Juga: Cegah Rambut Bercabang, Perhatikan 6 Cara Perawatan Ini

Selain itu, ia berujar, upaya lain yang sudah dilakukan dalam mengurangi potensi banjir di Kabupaten Bandung adalah pembangunan Sodetan Cisangkuy dan telah beroperasinya Terowongan Nanjung sepanjang 230 meter pada akhir 2019.

Sodetan Cisangkuy sendiri mampu mengalirkan air kurang lebih 220 m³ per detik dan saat ini proses pembangunan memasuki tahap akhir. Pada prinsipnya, sodetan ini telah mampu berfungsi untuk membantu mengendalikan aliran sungai, sehingga tidak menimbulkan banjir di kawasan Baleendah dan Dayeuhkolot.

Meskipun masih terjadi banjir di kawasan tersebut, sodetan ini akan mengurangi secara signifikan baik dari sisi genangan air maupun dari sisi waktu genangannya.

Baca Juga: Kala Tiktok Jadi Tempat Bertemu 'Kembaran'

“Mudah-mudahan dari tahun ke tahun kita bisa mengurangi (banjir), termasuk secara ilmiah Terowongan Nanjung itu mengurangi dari 100 persen rutinitas banjir tinggal 25 persen,” ujar Kang Emil.

“Jadi, memang tidak bisa menghentikan 100 persen (banjir), tapi volume (banjir) pengurangannya sudah sangat-sangat signifikan dan tidak berhari-hari (terjadi banjir) seperti dulu. Saya kira itu komitmennya (mengatasi banjir),” tambahnya.

Kang Emil menegaskan, pemerintah tidak hanya berkomitmen menangani banjir di Kabupaten Bandung, tetapi juga di wilayah Bogor-Depok-Bekasi (Bodebek). Berbagai upaya dilakukan, termasuk menerapkan pola Citarum Harum untuk penanganan Sungai Cilamaya dan Cileungsi.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Sumber: Humas Jabar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x