Terminal Tipe B Singaparna Kondisinya Memprihatinkan, Serah Terima Aset dan Anggaran Jadi Sorotan

28 Oktober 2020, 19:33 WIB
Kondisi Terminal Tipe B yang berada di Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya buruk dan sangat memprihatinkan, Rabu 28 Oktober 2020. /DISHUB JABAR

PRFMNEWS - Menghadapi libur panjang pekan ini, Terminal Tipe B yang berada di Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya buruk dan sangat memprihatinkan. Padahal, Terminal yang ada di Alun-Alun ibukota Kabupaten Tasikmalaya tersebut, menjadi andalan bago warga mereka maupun warga pendatang.

Pasalnya, Terminal ini melayani rute bus Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) maupun Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP). Pantauan di lokasi Terminal, nampak jelas shelter tempat bus AKAP maupun AKDP menunggu penumpang, sangat buruk.

Bahkan dari lima lajur yang disiapkan, satu di antaranya hanya menyisakan rangka atap yang nampak sudah berkarat. Sementara landasan aspal di areal terminal, termasuk di lajur keberangkatan, nampak sebagian seperti kubangan kerbau karena menyisakan lubang yang cukup besar dan digenangi air.

Baca Juga: ShopeePay Kembali dengan Merchant baru untuk Kamu Nikmati Minggu Ini!

Pun demikian kondisi tak jauh berbeda di bagian shelter untuk angkutan pedesaan dan angkutan kota, yang jauh dari baik. Beruntung, terminal ini masih digunakan warga, meskipun dengan kondisi yang jauh dari layak. Bahkan sejumlah fasilitas umum pun hanya terkesan apa adanya dan jauh dari standar kelayakan.

Kepala Terminal Tipe B Singaparna, Suhendar, tidak menampik buruknya kondisi Terminal Singaparna tersebut. Ia menuturkan, sejumlah upaya kerap dilakukan untuk memperbaiki atau merenovasi Terminal seluas 7200 m2 tersebut agar lebih layak. Namun keinginan itu bukan tanpa kendala, terlebih lagi saat ini pandemi Covid-19 belum berakhir.

“Kami menghadapi berbagai kendala yang diluar kemampuan kami. Perbaikan infrastruktur yang sudah di rancang Pak Kadishub (Hery Antasari) tidak bisa di eksekusi langsung karena belum ada serah terima lahan terminal. Apalagi saat ini anggaran pun terkena refokusing karena Covid-19,” beber Suhendar saat ditemui di Terminal Singaparna, Rabu 28 Oktober 2020.

Baca Juga: Gunakan Sedikit Sampo, Ini Empat Tips Rawat Rambut Keriting

Suhendar menuturkan, Terminal yang dalam kondisi normal sebelum pandemi Covod-19 melanda, setiap harinya melayani lima trayek AKAP dan 7 trayek AKDP, dengan jumlah armada 70 unit. Setiap hari, tidak kurang dari 1000 orang penumpang mampu dilayani terminal tersebut. Namun saat pandemi, jumlah penumpang anjlok hingga 50 persen, dengan jumlah armada yang beroperasi pun akhirnya berkurang.

“Berkurang 50 persen. Jadi lengkaplah sudah. Penumpang berkurang, kondisi Terminal tidak layak, dan kami tidaj memiliki anggaran untuk renovasi besar. Yang bisa kami lakukan sekarang hanyalah pemeliharaan rutin saja, menjaga agar fungsi Terminal ini tetap berlangsung,”ujarnya.

Di tempat yang sama, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Wilayah III Dishub Jabar, M. Dani Fulthon menjelaskan, alih kelola Terminal tipe B dari pemerintah Kabupaten/Kota yang di amanatkan Pemerintah Pusat dan Gubernur Jawa Barat, memang tidak berjalan mulus.

Baca Juga: Sebuah Mobil Masuk Jurang di Lembang Karena Pengemudi Diduga Tak Tahu Jalan Saat Menuju Maribaya

Hal ini pula yang mengakibatkan revitalisasi Terminal menjadi terhambat. Padahal, Dani mengatakan, rencana Dishub Jabar menjadikan Terminal bis sebagai muka estetika kabupaten/kota, sudah ditargetkan sejak 2017 lalu.

“Belum bisa apa-apa kita kalau aset belum serah terima. Sementara perbaikan dan pemeliharaan yang sudah di anggarkan, terkena refokusing anggaran karena covid. Awalnya setiap UPTD termasuk Wilayah III ini dari tiga terminal terminal Tipe B Singaparna, Pangandaran, dan Pameungpeuk di jadwalkan di renovasi. Namun kondisi eksisting memaksa rencana ini tertunda,” jelas Dani.

Baca Juga: Libur Cuti Bersama, Ini Lokasi Rawan yang Diwaspadai Dishub Jabar

Saat ini pihaknya hanya bisa melakukan perbaikan dan pemeliharaan rutin saja agar fungsi terminal tetap beroperasi. Pasalnya, untuk membangun terminal menjadi lebih baik dan layak, dibutuhkan dana yang cukup besar, hingga miliaran rupiah. Namun, pandemi Covid-19 memaksa semua pos anggaran yang telah di rencanakan sebelumnya, harus bergeser ke penanganan dampak wabah tersebut.

“Kami berharap sih tahun depan dari tiga terminal itu, ada satu yang bisa di revitalisasi. Tentunya ini pun dengan asumsi persoalan alih kelola dan serah terima aset tidak lagi terkendala,” pungkas Dani.***

Editor: Haidar Rais

Tags

Terkini

Terpopuler