105 Pasien DBD di Jabar Meninggal, Siapkan NS1 hingga Wolbachia Jadi Upaya Tekan Peningkatan Kasus

27 Maret 2024, 12:00 WIB
Fogging DBD di Kelurahan Pakulonan, Serpong Utara, Kota Tangsel. /Rizki/

PRFMNEWS - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jawa Barat (Jabar) menjadi fokus perhatian Kementerian Kesehatan (Kemenkes) lantaran dinilai lebih berisiko mengalami peningkatan jumlah pasien mengingat total penduduknya yang banyak dan padat.

Untuk itu, Kemenkes bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar gencar melakukan sejumlah upaya untuk menekan angka kasus DBD di sejumlah kota/kabupaten di provinsi tersebut agar tidak semakin naik, antara lain dengan menerapkan program nyamuk ber-Wolbachia hingga menyiapkan alat NS1.

Kasus DBD di Jawa Barat telah mengakibatkan 105 orang meninggal dunia dari total 11.729 pasien, berdasarkan data Pemprov Jabar per tanggal 25 Maret 2024. Daerah yang paling banyak terjangkit kasus DBD di Jabar adalah Subang, Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kota Bogor.

Baca Juga: Waspada DBD, Dinkes Kota Bandung Ada Gejala Baru pada Pasien DBD

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi mengatakan guna mencegah kenaikan kasus DBD, pihaknya bersama Pemprov Jabar dan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung telah menerapkan program nyamuk Wolbachia di Kelurahan Ujungberung sebagai salah satu lokasi uji coba.

Jika uji coba nyamuk Wolbachia di Ujungberung ini berhasil, dia menyebut ada potensi program serupa akan diterapkan di kelurahan lain di Kota Bandung maupun wilayah lain di Jabar. Sebab nyamuk ber-Wolbachia ini mampu mengurangi kemampuan nyamuk Aedes Aegypti menularkan virus dengue penyebab demam berdarah.

“Penambahan titik untuk program nyamuk Wolbachia guna memutus penyebaran DBD di Jawa Barat menunggu hasil yang didapatkan di Kelurahan Ujungberung sebagai salah satu lokasi uji coba,” tutur Imran di Gedung Sate Bandung, Senin 25 Maret 2024.

Imran menambahkan, program Wolbachia yang berfungsi mencegah penularan DBD ini, selain di Kota Bandung, juga tengah dilakukan uji coba di empat kota lain yakni Bontang, Kupang, Semarang, dan Jakarta Barat.

Baca Juga: Nyamuk Wolbachia Terbukti Aman dan Bisa Turunkan Kasus DBD

"Bandung itu baru satu kelurahan, memang kami kemarin diskusi dengan Pj Wali Kota Bandung, kita lihat dulu yang satu itu seperti apa, kemudian kalau memang bagus kita kembangkan," tuturnya.

Selain itu, pihaknya juga telah menyalurkan bantuan logistik guna penanganan kasus DBD di Jabar berupa alat NS1 yang digunakan untuk mendeteksi virus DBD, kemudian larvasida (bubuk Abate) dan insektisida.

"Logistik itu kita siapkan cukup banyak untuk Jabar, karena risikonya Jabar termasuk yang tinggi karena penduduknya banyak, padat, jadi harus kita mitigasi," ucapnya.

Sementara itu, Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin mengungkapkan dalam menurunkan kasus Demam Berdarah Dengue, pihaknya akan lebih masif melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di kabupaten/kota se-Jabar.

"PSN akan lebih masif lagi dan 3M plus. Saya meminta kepada seluruh kepala daerah kabupaten/kota untuk lebih turun ke lapangan bersama-sama menyelesaikan gerakan ini," kata Bey di Gedung Bandung, Senin 25 Maret 2024.

Baca Juga: Vaksin DBD Sudah Tersedia di Indonesia, Bisakah Ditanggung BPJS Kesehatan?

Bey pun menyampaikan bahwa Pemprov Jabar telah menyiapkan alat NS-1 untuk mendeteksi pasien DBD secara cepat.

"Disiapkan NS-1, alat yang dapat mengetahui secara cepat apakah seseorang itu DBD atau tidak," ujarnya.

3M Plus antara lain menguras tempat penampungan air, kemudian menutupnya, dan mengolah kembali barang bekas yang dapat membuat adanya genangan air, seperti ban bekas dan kaleng untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti pembawa virus dengue.

Selanjutnya pencegahan dapat dilakukan dengan memelihara ikan atau hewan pemakan jentik di tempat penampungan air dan menanam tanaman yang tidak disukai nyamuk.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Tags

Terkini

Terpopuler