PRFMNEWS – Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Jawa Barat Herman Muchtar menyampaikan pada momen libur Paskah 2021 yang jatuh pada 2-4 April ini okupansi hotel di sejumlah daerah di Jabar cukup tinggi.
Menurut Herman, keterisian hotel di Jawa Barat khususnya di daerah tujuan wisata bisa naik hingga 85-100 persen dibanding hari-hari biasa saat pandemi Covid-19. Ia menambahkan, sementara daerah lain di Jawa Barat keterisiannya bisa mencapai 60 persen.
“Kalau untuk Kota Bandung, Kota Bogor, Kota Cirebon, termasuk Pangandaran, Garut, itu bisa mencapai 85 persen. Mungkin daerah selain itu ada sekitar 60 persen. Kalau daerah tujuan wisata dan daerah persinggahan itu saya cek cukup baik okupansinya, malah ada hotel yang 100 persen,” kata dia saat on air di Radio PRFM 107,5 News Channel, Minggu 4 April 2021.
Baca Juga: Waspada! Gelombang Tinggi di Pesisir Selatan Jawa Barat yang Berpotensi Terjadi Hingga 4 Meter Lebih
Baca Juga: BMKG: Hujan di Sore Nanti Berpeluang Terjadi di Seluruh Penjuru Bandung
Peningkatan keterisian hotel di Jabar ditengarai karena masyarakat sudah mulai gerah berdiam diri di rumah. Sehingga memutuskan untuk keluar rumah, hal itu dibuktikannya dengan adanya kemacetan di sejumlah ruas di Jawa Barat.
Ditambah lagi, bulan suci Ramadan 1442 H sebentar lagi berlangsung. Sehingga biasanya warga Jabar memanfaatkan momen “munggahan” dengan pergi keluar rumah.
“Alhamdulillah ada peningkatan cukup baik, karena mungkin orang sangat bosan berada di rumah jadi mereka melakukan pergerakan dan perjalanan. Mungkin juga disebabkan karena mereka sebentar lagi bulan puasa, jadi di akhir bulan Ramadan ada libur dan tidak diperkenankan untuk melakukan perjalanan ke daerah yang ditetapkan oleh pemerintah yang masih zona merah,” ucapnya.
Baca Juga: Link Streaming MotoGP Doha Qatar: Pebalap ‘Rookie’ Mulai Balapan dari Pole Position
Baca Juga: Jadwal Acara Trans 7 Hari Ini 4 April, Ada Siaran Langsung MotoGP Doha Qatar
Herman pun mengaku cukup senang dengan peningkatan okupansi hotel ini. Menurutnya, keterisian kamar hotel ini menjadi angin segar dan hadiah bagi hotel di tengah lesunya sektor pariwisata dalam hal ini hotel.
“Ini titik terang, karena sekarang zona merah ini sudah hampir tidak ada. Kemudian angka Covid-19 sendiri jauh turun, kemudian peningkatan per hari juga sangat kecil, sembuh juga cukup tinggi, yang diisolasi pun cukup berkurang. Ini pertanda yang bagus untuk ke depan,” jelasnya.
Selain itu, ia pun menegaskan bahwa protokol kesehatan adalah yang utama. Bahkan, ia pun meminta aparat tak ragu menindak atau bahkan memberi sanksi pada hotel yang melanggar aturan.
"Saya berharap pada anggota PHRI baik hotel dan restoran, agar mereka tetap melaksanakan protokol kesehatan dengan ketat, jangan dikasih toleransi. Kepada aparat penegak hukum juga demikian, kita tidak keberatan, laksanakan saja lakukan pengontrolan pada hotel dan restoran. Kalau sudah berkali-kali melanggar beri sanksi pada mereka," tutupnya.***