Pemkot Subang Jaya Malaysia Tertarik dengan Pengembangan Produk UMKM di Kota Bandung

- 4 Maret 2023, 16:30 WIB
Wakil Gubernur Selangor Malaysia, Dato' Johari Bin Anyar bersama Wali Kota Bandung, Jumat 3 Maret 2023
Wakil Gubernur Selangor Malaysia, Dato' Johari Bin Anyar bersama Wali Kota Bandung, Jumat 3 Maret 2023 /Diskominfo Kota Bandung

PRFMNEWS - Pemerintah Kota Subang Jaya Malaysia mengaku tertarik dengan pengembangan produk UMKM di Kota Bandung.

Hal ini terungkap dalam pertemuan Delegasi Pemkot Subang Jaya Malaysia dengan Wali Kota Bandung pada Jumat, 3 Maret 2023. Pertemuan ini berlangsung di Balai Kota Bandung.

Delegasi Pemkot Subang Jaya Malaysia menjajaki kemungkinan kerja sama dengan Pemkot Bandung terkait pengembangan produk UMKM.

Baca Juga: Jangan Parkir di 11 Tempat Ini Jika Tidak Ingin Diderek Petugas Dishub Kota Bandung

Wakil Gubernur Selangor Malaysia, Dato' Johari Bin Anyar menyatakan, Kota Bandung merupakan kota kreatif yang mampu membangun ekonomi masyarakatnya.

"Saya juga ingin Subang Jaya mempelajari dan menjadikan Kota Bandung sebagai contoh. Kota ini adalah salah satu aspek yang saya inginkan, sehingga kita bisa membangunkan aspek kebiasaan dan usaha masyarakat lebih baik," ujarnya.

Dikatakan Johari, perekonomian di Kota Subang Jaya Malaysia didominasi dari aspek perdagangan dan pariwisata, salah satunya Sunway Lagoon.

"Jika dibandingkan dengan Petaling Jaya, Subang Jaya memang memiliki luas yang lebih besar. Malam hari penduduknya bisa mencapai 1,2 juta. Siang itu bahkan bisa tiga kali lipatnya. Jadi, kota ini memang padat, harus dioptimalkan potensinya," tuturnya.

Baca Juga: Kasus Penularan HIV dari Ibu ke Anak di Kota Bandung Masih Tinggi, Pemkot Siapkan Strategi Pencegahan

Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan, saat pandemi Covid-19 melanda justru memberikan hikmah tersendiri bagi perekonomian di Kota Bandung.

"Pada saat pandemi pertumbuhan ekonomi kita minus 2,26 persen atau setara Rp1 triliun. Namun, di tahun 2021 ekonomi kita bertumbuh 3,78 persen. Bahkan di 2022 tumbuh hingga 5,41 persen. Ini semua karena para UMKM kreatif," katanya.

Dipaparkan Yana Mulyana, saat pandemi Covid-19 melanda, Pemerintah Kota Bandung membuat regulasi agar semua tempat harus memberikan lahan untuk produk UMKM jika ingin memiliki izin beroperasi dari pemerintah.

"Kita bikin kegiatan di mal 10 hari, pesertanya ganti-ganti juga di tiap mal. Semuanya gratis. Pelaku UMKM tidak perlu bayar, mereka cuma bawa produk saja," ujarnya.

Baca Juga: Polisi Cari Barang Bukti Pembacokan Remaja di Riung Bandung yang Dibuang Pelaku ke Sungai Citarum

Pemerintah Kota Bandung juga memfasilitasi para pelaku UMKM untuk langsung melakukan pitching sesama pelaku bisnis atau skema B2B.

"Ini sangat mempermudah mereka. Kita tidak pakai skema G2G. Tapi langsung B2B.
Mereka langsung kasih uang muka ke UMKM binaan kita kalau sudah deal," ucap Yana Mulyana.

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bandung, Atet Dedi Handiman mengatakan, ekonomi Kota Bandung memang didominasi 80 persen pengusaha kecil. Produk-produknya sangat kreatif dan selalu didampingi untuk bisa menjadi lebih baik secara kualitas dan kuantitas.

Kemudian, dari aspek pemberdayaan, Pemerintah Kota Bandung membantu para UMKM terkoneksi dengan pengusaha dan lembaga keuangan. Sedangkan pada aspek pemasaran, Pemkot Bandung mengadakan pameran-pameran baik di dalam kota, luar kota, atau internasional.

Baca Juga: Sandiaga Uno Tegur Keras Pengelola Wisata Bromo Buntut Rubicon Mario Dandy Bebas Masuk

Para pelaku UMKM di Kota Bandung juga diberikan pelatihan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk. Misalnya cara pengemasan yang baik, tampilan foto produk yang menarik melalui pelatihan fotografi. Apalagi produk yang diunggulkan di Kota Bandung sebagian besar adalah fesyen dan kuliner.

"Selain itu, untuk menumbuhkan ekonomi, kita juga membina koperasi. Satu distrik satu koperasi juara. Sudah terbentuk di 28 distrik, diharapkan bisa mendorong ekonomi lewat koperasi-koperasi tersebut. Belum lagi koperasi lain yang ada di tiap rumah ibadah. Jika ditotal omzetnya mencapai Rp3 triliun dari 700 koperasi," beber Atet.***

Editor: Indra Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x