Melihat Lebih Dekat Taman Saqifah Bani Saidah di Madinah

- 8 Agustus 2022, 16:45 WIB
Taman Saqifah Bani Saidah
Taman Saqifah Bani Saidah /M. Arief Gunawan/PR

Taman Saqifah Bani Saidah
Taman Saqifah Bani Saidah M. Arief Gunawan/PR

Perdebatan


Nasrullah menjelaskan, penetapan Abu Bakar sebagai khalifah sempat diwarnai perdebatan antara kaum Anshor dan Mujahirin. Kaum Anshor saat itu sudah siap untuk menunjuk kandidat yang mereka usung yaitu Sa'ad bin 'Ubadah sebagai pemimpin.

Namun, hal tersebut kemudian sampai di telinga Umar bin Khottab yang kemudian mengajak Abu Bakar datang ke pertemuan di Saqifah Bani Sa'idah tersebut. Awalnya Abu Bakar sempat menolak karena tengah berduka akibat kepergian Rasulullah, tetapi Umar bisa meyakinkannya untuk datang ke pertemuan.

Baca Juga: Jemaah Haji Indonesia Diminta Jangan Salah Kaprah Saat Berziarah di Madinah

Perdebatan pun sempat terjadi di pertemuan tersebut. Kelompok Anshor bahkan sempat berujar agar kedua golongan memilih pemimpin masing-masing. Namun, Umar berhasil meyakinkan kaum Anshor sehingga akhirnya mereka membai'at Abu Bakar.
Setelah Rasulullah dikebumikan keesokan harinya, baiat itu dikuatkan oleh 33.000 Muslim penduduk Madinah. Umat Islam untuk sementara terhindar dari perpecahan yang bisa memicu kehancuran.

“Sebetulnya Abu Bakar cenderung memilih satu diantara dua orang yaitu Abu ‘Ubaidillah bin al Jarrah dan Umar bin Khottab menjadi khalifah. Namun, Umar menolak dan justru mencalonkan Abu Bakar. Umar pun mengulurkan tangannya membai'at Abu Bakar, begitu juga dengan sahabat yang lainnya,” tuturnya.

Nasrullah menjelaskan, ada beberapa poin penting yang bisa dilihat dari peristiwa yang terjadi di Saqifah Bani Sa'idah. Pertama, para sahabat menyadari betul bahwa adanya seorang pemimpin sangat penting ditengah-tengah ummat. Oleh karena itulah, ketika Rasulullah wafat, para sahabat segera berkumpul untuk memilih sosok yang bisa menggantikan sebagai pemimpin ummat.

Baca Juga: Jemaah Haji Indonesia Diminta Jangan Salah Kaprah Saat Berziarah di Madinah

Poin kedua adalah bahwa perbedaan pandangan dalam memilih pemimpin adalah hal yang lumrah. Hal ini terjadi antara sahabat dari kalangan Anshor dan Muhajirin bahkan kalangan Bani Hasyim memiliki pandangan lain yang karena beberapa alasan cenderung memilih Ali bin Abi thalib sebagai khalifah. Namun, ketika sudah diputuskan maka semua pihak harus sama-sama mendukung demi kesejahteraan umat.

Halaman:

Editor: Rizky Perdana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah