Gara-gara Corona, Pekerja dari Kalangan Anak Diprediksi Meningkat di Afrika Barat

- 1 Mei 2020, 13:56 WIB
Ilustrasi anak yang berasal dari Afrika
Ilustrasi anak yang berasal dari Afrika //PIXABAY.

BANDUNG, (PRFM) - Dua negara di wilayah Afrika Barat, yakni Pantai Gading dan Ghana, tengah mewaspadai lonjakan pekerja dari kalangan anak-anak di masa pandemi Virus Corona (Covid-19).

Pantai Gading dan Ghana diketahui menghasilkan sekitar 65% kakao dunia. Namun industri tersebut nayatanya menyerap pekerja berusia anak-anak.

Dua perusahaan besar pengelola kakao, yakni Nestle dan Hershey, telah berulang kali mengumumkan akan menghentikan ekspolitasi anak sebagai pekerja. Namun demikian tenaga kerja dari golongan anak-anak masih saja nampak di industri kakao Afrika Barat.

Fairtrade Afrika menyamapaikan telah menerima laporan tentang kemungkinan kasus pekerja anak di kawasan Pantai Gading bagian timur dan barat dalam beberapa pekan terakhir.

Baca Juga: 10 Pegawai Minimarket yang Kontak Erat dengan Karyawan Positif Corona Dinyatakan Negatif

Hal ini telah disampaikan langsung terakhir dan menyampaikan informasi itu kepada pemerintah Pantai Gading dan Ghana.

Seperti dilaporkan ANTARA, juru bicara pemerintah untuk Pantai Gading dan Ghana belum dapat dihubungi untuk memberikan komentar terkait masalah itu.

"Dalam keadaan normal, anak-anak sudah rentan, dan sekarang mereka tidak pergi ke sekolah," kata Anne-Marie Yao, manajer kakao regional untuk Fairtrade Afrika.

Seperti diberitakan Reuters, lebih dari dua juta anak bekerja di sektor kakao di Pantai Gading dan Ghana. Jumlah itu meningkat dari 10 tahun yang lalu.

Beberapa anak bekerja untuk orang tua mereka sementara yang lain diperdagangkan dari luar negeri, menurut para pegiat.

"Jika situasi saat ini terus berlanjut, peningkatan kasus pekerja anak sangat mungkin terjadi," kata Nick Weatherill, direktur eksekutif dari International Cocoa Initiative.

Tindakan awal seperti bantuan transfer tunai ke rumah tangga dapat membantu, kata Weatherill, karena kerugian ekonomi akibat pandemi juga akan menjadi faktor risiko yang memaksa anak-anak untuk bekerja.

Baca Juga: Program Asimilasi Tak Dibarengi SDM Mumpuni, Ombudsman RI Dorong Bapas Inovasi Pengawasan

Para guru sering kali menjadi yang pertama menemukan pelanggaran pada anak, kata Yao. Ia menyarankan negara agar dapat menginstruksikan guru untuk tetap berhubungan dengan siswa mereka dan tidak semua meninggalkan masyarakat.

Komite antiperdagangan manusia nasional Pantai Gading mengeluarkan pernyataan minggu lalu untuk mengingatkan orang tua bahwa mempekerjakan anak-anak adalah tindakan yang melanggar hukum.

"Musim panen dan penutupan sekolah tidak boleh menjadi alasan untuk melanggar hak anak-anak," kata ibu negara Pantai Gading Dominique Ouattara, yang memimpin komite itu.

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah