Cerita Salah Seorang Relawan Vaksin Sinovac di Bandung yang Terpapar Covid-19

- 2 Desember 2020, 12:28 WIB
Berikut Ini Update Peta Risiko Penularan Corona di Jabar per Senin 26 Oktober 2020. Kota Depok jadi satu-satunya zona merah.
Berikut Ini Update Peta Risiko Penularan Corona di Jabar per Senin 26 Oktober 2020. Kota Depok jadi satu-satunya zona merah. /PRFM.

PRFMNEWS – Salah seorang relawan Vaksin Sinovac asal Cibiru, Kota Bandung terkonfirmasi positif Covid-19 bersama 6 orang anggota keluarganya. Hani bersama ayah, ibu, adik, kakak, kakak ipar, dan keponakannya dinyatakan positif Covid-19 setelah menjalani swab test pada 22 dan 25 November 2020.

Hani menceritakan awal mula dirinya terpapar Covid-19 pada PRFM, ia menyebut sang ayah yang acap kali pulang pergi Bandung-Jakarta yang pertama merasakan gejala demam. Setelahnya, pada tanggal 18 November 2020 baru ibunya yang merasakan gejala serupa.

“Tanggal 21 ke RS dianter sama adik. Karena demam di RS itu dimasukin ke zona kuning. Kalau di RS dites cek darah tapi tidak swab. Terus hari Sabtu (21 November-red), aku merasa baik-baik aja. Cuman, pas Sabtu itu pulang kerja kehujanan, itu tuh rasanya pusing banget kaya vertigo,” ungkapnya saat On Air di Radio PRFM 107,5 News Channel, Rabu 2 Desember 2020.

 

Baca Juga: Update Prediksi Cuaca Hari Ini di Bandung Raya dan Jawa Barat

Hani yang diketahui merupakan salah seorang relawan Vaksin Sinovac ini menjelaskan, pada Sabtu malam dirinya merasakan demam hebat dan membuat suhu tubuhnya cukup tinggi yakni 38,8 derajat celcius.

Mendapati hal tersebut, dirinya langsung menghubungi peneliti vaksin untuk melaporkan keadaannya. Sehingga diputuskanlah dirinya akan menjalani swab test pada Senin 23 November 2020.

Sementara ibunya yang pada hari yang sama pergi ke rumah sakit pun direkomendasikan ikut swab test pada 23 November 2020.

Baca Juga: dr Reisa Ungkap Pentingnya Vaksinasi: Membuat Badan Kita Kenal, Lalu Menjadi Kebal

“Senin itu aku udah nggak demam, tapi karena udah janjian mau swab ya udah aku swab, kemudian pas Senin dan Selasa aku masuk kerja waktu itu karena ngerasa sudah biasa aja. Hasil keluar itu hari Rabu (25 November 2020-red), dapat kabar dari dokter yang di Unpad dikasih tahu kalau hasil aku positif,” ungkapnya.

Sontak setelah mendapati kabar tersebut dirinya mengaku sempat kaget dan langsung menghubungi kantornya untuk memberitahukan keadaan terbarunya. Beruntung, teman-teman dikantornya terbukti tidak terpapar Covid-19.

Selain itu, keluarganya yang lain langsung mengikuti swab test pada hari yang sama dan satu hari setelahnya. Ia dan keluarganya pun diakui Hani tak memiliki penyakit bawaan atau komorbid.

Baca Juga: Gara-Gara Pandemi, PKL Cicadas: Kadang-Kadang Ga Dapat Uang Sama Sekali

“Karena aku positif, semua yang kontak sama aku di swab tuh, kalau teman kantor sudah di swab semua hasilnya negatif. Kalau yang di rumah ini Mama, Papah, Adik, dan Kakak aku itu beda rumah sama Kakak Ipar dan keponakan (6 tahun), tapi sering ke rumah,” kata dia.

Ia menyatakan, dirinya bersama 6 anggota keluarga lainnya sedang menjalani isolasi mandiri hingga 9 Desember 2020 mendatang. Jika memang tidak timbul gejala lainnya maka ia dan keluarganya dinyatakan sembuh.

Terkait dengan cairan yang disuntikan pada Agustus dan September lalu, ia mengaku dirinya tidak mengetahui apakah cairan tersebut adalah Vaksin Sinovac atau plasebo.

Baca Juga: Kepala BNPB Doni Monardo Tinjau Korban Letusan Gunung Ili Lewotolok

Karena menurutnya, cairan yang disuntikan kepadanya masih dalam tahap penelitian.

“Jadi kalau relawan vaksin itu kita tidak tahu apakah kita dapat plasebo atau dapat vaksin. Dari pihak peneliti sendiri belum ngasih tahu juga karena masih dalam rangkaian penelitian. Sebenarnya penelitian itu selesai di bulan Maret 2021,” jelasnya.

Ia pun mengajak masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dan disiplin untuk menjaga pola makan guna meningkatkan imunitas tubuh. Karena diakuinya, penyebaran virus ini sangat cepat.

Baca Juga: Kasus Aktif Indonesia Selisih 15 Persen Dibanding Rata-Rata Dunia

Hani pun menegaskan bahwa penyakin Covid-19 ini bukanlah sebuah aib yang harus ditutup-tutupi.

“Sekarang itu kerasa batuk, jadi si virus ini cepat banget (nular-red) kalau ada yang batuk satu, pasti yang lain nggak lama, langsung batuk juga,” tukasnya.***

Editor: Haidar Rais


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x