"Dan tidak mau memberikan materi ajar yang lain misalnya terkait perilaku tadi, atau memang gurunya banyak yang kurang mendapatkan pengetahuan terkait cara menyampaikan bagaimana siswa siswi berperilaku yang baik, (mempunyai akhlak yang baik)," sambungnya.
Achmad Nugraha juga menyoroti peran orang tua yang seharusnya bisa menjaga putra putri mereka dari pengaruh lingkungan yang buruk. Sebab tak bisa dipungkiri, banyak perilaku buruk dipengaruhi oleh pergaulan dan konten media sosial yang tak patut dicontoh.
"Pengawasan orang tua pun sangat kita harapkan, karena pendidikan perilaku yang sebenarnya ada di keluarganya masing," ungkapnya.
Apabila upaya pengawasan itu tidak berjalan baik, maka tidak menutup kemungkinan aksi perundungan akan menjadi cikal bakal sang anak terjerumus ke kelompok kejahatan.
"Bayangkan saja perilaku bullying ini membangun jiwa yang tidak gentleman, tidak mandiri, tidak percaya diri dan efek-efek yang lain yang membahayakan siswa, ujung-ujungnya bisa membangun komunitas jahat, misalnya gangster atau kelompok kejahatan lainnya," pungkas Achmad Nugraha.***