Rupanya Daendels tidak mengetahui bahwa jauh sebelum surat itu keluar, Bupati Bandung sudah merencanakan untuk memindahkan ibukota Kabupaten Bandung bahkan telah menemukan tempat yang cukup baik dan strategis bagi pusat pemerintahan.
Ia mengatakan, tempat yang dipilih adalah lahan kosong berupa hutan terletak di tepi barat Sungai Cikapundung dan di tepi selatan Jalan Raya Pos yang sedang dibangun (pusat Kota Bandung sekarang).
Alasan pemindahan ibukota itu antara lain, Krapyak tidak strategis sebagai pusat pemerintahan karena terletak di sisi selatan daerah Bandung dan sering dilanda banjir bila musim hujan.
Baca Juga: BREAKING NEWS: Kebakaran Rumah di Sukaasih Kota Bandung, Kawasan Padat Pemukiman
Dari situlah cikal bakal Kota Bandung terbentuk, di mana Bupati beserta sejumlah rakyatnya pindah dari Krapyak mendekati lahan bakal ibukota baru.
Mula-mula tinggal di Cikalintu (daerah Cipaganti), kemudian pindah ke Balubur Hilir.
Selanjutnya pindah lagi mendiami Kampung Bogor (Kebon Kawung, pada lahan Gedung Pakuan sekarang).
“Bupati memimpin sejumlah rakyatnya termasuk penduduk Kampung Balubur Hilir, membuka hutan pada lahan bakal ibukota (daerah Cikapundung hilir),” tutur Ema.
"Kota Bandung diresmikan sebagai ibukota baru Kabupaten Bandung dengan besluit (surat kelulusan) tanggal 25 September 1810,” kata Ema.