Ini Strategi Pemkot Bandung Atasi Masalah Terkait TPA Sarimukti, Tak Menampik Adanya Kendala

- 11 November 2021, 17:26 WIB
Antrean bak sampah truk tertahan di area masuk Tempat Pembuangan Akhir Sarimukti, Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Minggu 7 November 2021. Keadaan tersebut disebabkan krisis bahan bakar minyak untuk operasional alat berat sehingga berdampak terhadap pengiriman sampah dari Kota Bandung dan sekitarnya ke TPA Sarimukti.
Antrean bak sampah truk tertahan di area masuk Tempat Pembuangan Akhir Sarimukti, Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Minggu 7 November 2021. Keadaan tersebut disebabkan krisis bahan bakar minyak untuk operasional alat berat sehingga berdampak terhadap pengiriman sampah dari Kota Bandung dan sekitarnya ke TPA Sarimukti. /Pikiran Rakyat/Armin Abdul Jabbar /

PRFMNEWS - Pemerintah Kota Bandung menyatakan punya strategi guna mengatasi kendala pengankutan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti.

Pemkot Bandung melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) terus menyiasati pola pengangkutan sampah ke TPA Sarimukti.

Siasat itu sebagai langkah Pemkot Bandung untuk mengatasi tersendatnya operasional TPA Sarimukti pada akhir pekan lalu.

Kepala Bidang Kebersihan DLHK Kota Bandung, Sopyan Hernadi mengungkapkan, saat ini kendala yang dihadapi bukan hanya menuntaskan timbulan sampah yang tersendat di akhir pekan lalu. Namun, juga pada kebijakan pembatasan jam operasional TPA Sarimukti.

Baca Juga: Ducati Murka, Kotak Kargo Tim Dibuka Secara Ilegal di Sirkuit Mandalika

Kepala Bidang Kebersihan DLHK Kota Bandung, Sopyan Hernadi
Kepala Bidang Kebersihan DLHK Kota Bandung, Sopyan Hernadi /Humas Bandung.

Biasanya, kata Sopyan, TPA Sarimukti beroperasi mulai pukul 03.00 WIB hingga Pukul 15.00 WIB. Namun kini haya beroperasi pada pukul 08.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB.

"Ini jadi berkurang 7 jam. Jadi secara awam ada pengurangan ritasi ke TPA," ujarnya di Balai Kota Bandung, Kamis 11 November 2021.

Sopyan mengatakan, menurut informasi pembatasan juga akan dilakukan terkait waktu operasional. Yakni TPA Sarimukti hanya akan beroperasi pada hari kerja saja, mulai Senin hingga Jumat.

Terkait kebijakan ini, Sopyan menyatakan Pemkot Bandung terus berkoordinasi bersama Dinas Lingkungan HIdup (DLH) Jawa Barat. Kendati belum turun surat resminya, namun menurutnya penutupan waktu operasional akan memberikan dampak besar.

Baca Juga: Distaru Kota Bandung Berencana Pindahkan Makam yang Rawan Tergerus Aliran Sungai

"Seandainya Sabtu Minggu kita siap untuk kerja di TPA khusus Bandung saja. Karena bagaimana lagi kita tidak bisa menahan sampah Sabtu-Minggu. Mulai wisata itu, Sabtu-Minggu tidak bisa dihentikan. Masyarakat juga masih belum terbiasa. Ini kita komunikasikan dulu karena menyangkut kewenangan," bebernya.

"Problem di sana selain TPA, itu cuaca. Karena kalau musim hujan tersendat. Biasanya ada longsoran, jadi manuver agak susah. Kemudian ada proyek pengecoran jalan. Itu juga memperpanjang durasi kita mencapai ke TPA," Sopyan menambahkan.

Sopyan menuturkan, saat ini pihaknya sudah mulai menyesuaikan pola kerja. Di antaranya adalah jam pengangkutan di sejumlah titik menjadi berubah agar bisa segera ikut antrian saat TPA Sarimukti mulai dibuka pukul 08.00 WIB.

Masih menurut Sopyan, pengangkutan sampah dari TPS juga disesuaikan sekaligus sambil menawarkan sistem pengolahan sampah kepada pihak lain. Sebab, DLHK harus memperioritaskan mengambil sampah dari titik penjemputan yang tidak memiliki pos TPS.

Baca Juga: Selama 30 Tahun, Staf dan Pasien di Rumah Sakit di Jepang Ini Minum Pakai Air Toilet

"Pengangkutan sampah ada dua tipe, pertama ada yang disimpan di TPS. Kedua sistem rute, yaitu karena tidak ada TPS itu kita jemput. Ini yang kita prioritaskan untuk diambil segera, karena itu tidak ada penampungan dan bukan tempat sampah," ujarnya.

Di tengah upaya mengatasi persoalan ini, dari sudut pandang lain Sopyan mengajak momentum ini dijadikan pengingat bahwa urusan sampah ini tidak bergantung pada TPA. Yakni harus dikelola secara mandiri mulai dari sumbernya.

Soyan menngungkapkan, konsep gerakan Kurangi Pisahkan Manfaatkan (Kang Pisman) yang digelorakan Oded M. Danial dan Yana Mulyana menjadi solusi terbaik untuk bisa mengolah sampah di Kota Bandung.

Baca Juga: Cara Menghilangkan Lendir, Berikut Resepnya Ala dr. Zaidul Akbar

Sebagai gambarannya, Sopyan menyebutkan pada 2019 lalu, data harian pengangkutan sampah ke TPA Sarimukti dalam satu hari sebanyak 268 rit atau setara 1.340 ton per hari. Pada tahun 2020 menjadi 264 rit atau 1.335 ton per hari. Kini hingga Oktober 2021, rata-rata pengangkutan 253 rit atau 1.309 ton per hari.

"Ini menjadi momentum. Kalau kita tergantung ke TPA, jangankan mingguan, dua hari saja jadi problem. Kita mendorong gerakan Kang Pisman sudah baik. Sudah ada beberapa RW yang minta pengangkutan sampah dihentikan. Itu tidak jadi masalah, karena sudah bisa dikelola," tutupnya.***

Editor: Indra Kurniawan

Sumber: Humas Bandung


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah