Yana menuturkan, banyak hal baik yang bisa di lakukan para penyintas untuk membantu penanganan pandemi Covid-19. Terlebih lagi, saat ini kasus Covid-19 kembali tinggi, sehingga berbagai upaya penanganan perlu di lakukan.
Meski begitu, Yana pun tidak mengetahui apakah proses donor ini di perlukan lagi semacam penelitian terhadap para penyintas, untuk mengetahui antibodi yang ada dalam darah mereka.
Baca Juga: Pastikan Bansos Tepat Sasaran, Foto Wajah dan Sidik Jari Penerima Akan Diminta
Baca Juga: Waspada Aksi Penipuan Mengatasnamakan Taspen, Pelaku Tahu Nama dan Alamat Lengkap Calon Korban
Baca Juga: Kota Bandung PSBB Lagi, Kantor Perusahaan Swasta Harus Tutup Jam 4 Sore
“Sepertinya ada semacam itu lah. Mudah-mudahan dengan sumbangsih plasma dari para penyintas, bisa membantu mempercepat proses penyembuhan para pasien, selain juga kita berharap pada vaksin,” pungkas Yana.
Untuk di ketahui, Penggunaan plasma darah dalam pengobatan bukanlah hal baru. Penggunaan plasma dari penderita yang sembuh sebagai terapi telah dilakukan untuk pengobatan pada wabah penyakit flu babi pada tahun 2009, Ebola, SARS, dan MERS.
Terapi ini dilakukan dengan memberikan plasma, yaitu bagian dari darah yang mengandung antibodi dari orang-orang yang telah 14 hari dinyatakan sembuh dari infeksi Covid-19. Para penyintas Covid-19 ini bisa menjadi donor plasma konvalesen dengan menjalani sejumlah pemeriksaan dan memenuhi persyaratan.***