Beberapa persoalan yang harus diperbaiki di SJH
SJH menjadi salah satu stadion yang dipilih untuk pertandingan Piala Dunia U-20 yang dijadwalkan terselenggara 20 Mei-11 Juni.
Sebelum kunjungan Erick, ada sejumlah pekerjaan rumah yang wajib dibereskan di stadion tersebut. Yang paling krusial problematik drainase.
Pihak Kementerian PUPR dan Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bandung sudah melakukan perbaikan untuk memastikan tidak ada genangan air saat hujan datang. Dalam sejumlah uji coba, permasalahan satu ini sudah teratasi.
Pengerjaan infrastruktur penunjang masih berproses, akhir Maret ini diyakini kekurangan yang ada sudah bisa dibereskan.
Ada beberapa tantangan yang harus dihadapi saat melakukan renovasi. Salah satunya adalah perbedaan standar infrastruktur yang digariskan FIFA. Misalnya saja lintasan lari di area yang mengelilingi lapangan wajib ditutup oleh rumput sintetis. Permintaan FIFA sedang dalam proses pengerjaan, diprediksi pada 20 Maret sudah tuntas 100 persen.
Berbeda dengan di Palembang, tidak ada catatan berkaitan dengan lapangan latihan. Area steril sudah dari khalayak. Tak perlu ada area terbuka yang harus ditutup buat kepentingan privasi tim-tim yang memakainya.
“Pemda Jabar sudah berkomitmen membereskan semua sesuai deadline, agar saat FIFA hadir semua beres dan hasilnya maksimal. Kejuaraan U-20 ini event yang terakhir datang di Asia Tenggara itu 23 tahun lalu, dan belum tentu datang lagi ke Indonesia. Jadi ini perlu keseriusan. Saya akan mendorong sekuat tenaga agar stadion ini bisa lolos verifikasi FIFA,” tutur Erick.