Mendagri: Cuti Bersama Jangan Menjadi Ajang Penularan Virus Corona

- 19 Oktober 2020, 16:18 WIB
Mendagri Tito Karnavia (tengah) saat keterangan pers Menteri terkait Hasil Rapat Terbatas di Istana Negara, Jakarta, Senin 19 Oktober 2020. Mendagri imbau cuti bersama jangan sampai jadi ajang penularan virus corona.
Mendagri Tito Karnavia (tengah) saat keterangan pers Menteri terkait Hasil Rapat Terbatas di Istana Negara, Jakarta, Senin 19 Oktober 2020. Mendagri imbau cuti bersama jangan sampai jadi ajang penularan virus corona. /Dok Puspen Kemendagri.

PRFMNEWS - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengimbau seluruh elemen masyarakat agar momen cuti bersama jangan sampai menjadi ajang penularan virus corona (Covid-19).

Tito mengatakan, cuti bersama yang jatuh pada 28 Oktober 2020 mendatang jangan justru menjadi ajang penularan Covid-19. Pasalnya, dari pengalaman selama ini saat libur panjang terjadi lonjakan mobilitas warga, baik untuk berlibur maupun pulang kampung.

“Masyarakat bergerak dari suatu tempat ke tempat yang lain, dan pergerakan masyarakat ini bisa menimbulkan penularan, media penularan,” terangnya dalam keterangan pers Menteri terkait Hasil Rapat Terbatas di Istana Negara, Jakarta, Senin 19 Oktober 2020.

Baca Juga: Sudah Ditemukan Kasusnya di Indonesia, Apa Itu Norovirus?

Untuk itu, sebagai upaya mencegah terjadinya penularan virus corona, Tito menyampaikan beberapa hal yang perlu dilakukan bersama. Salah satunya yakni menikmati liburan bersama keluarga di kediaman masing-masing.

“Yang pertama bagi rekan-rekan Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu yang di daerahnya merah, daerahnya rawan penularan, kalau memang bisa tidak pulang dan tidak berlibur lebih baik mungkin mengisi waktu di tempat masing-masing. Beres-beres rumah atau tempat tinggal, menikmati liburan bersama keluarga di kediaman masing-masing. Itu yang diharapkan,” ujarnya.

Namun, apabila memang tetap ingin keluar kota, hal kedua yang perlu dilakukan adalah orang yang bersangkutan memastikan betul dalam keadaan sehat dan tidak terpapar Covid-19. Salah satu caranya dengan melakukan swab test.

Baca Juga: Update Sebaran Virus Corona di Indonesia 19 Oktober 2020, Positif Covid-19 Mencapai 365.240 kasus

“Sehingga yakin bahwa dalam keadaan negatif, jangan sampai menjadi penular bagi saudara-saudara kita, orang tua kita, dan lain-lain yang ada di daerah,” kata Tito.

Selanjutnya, hal ketiga yang disampaikan Mendagri yaitu berkaitan dengan peran kepala daerah dan Forkopimda.

Untuk itu, sambung Tito, perlu dilakukan rapat bersama dengan kepala daerah dan Forkopimda. Mendagri mengharapkan betul peran mereka dalam menjaga mekanisme pertahanan daerah yang sudah berjalan selama ini.

Tito mencontohkan pola kontrol yang dilakukan para kepala daerah dan Forkopimda pada saat libur lebaran silam, misalnya dengan Kampung Sehat atau Kelurahan Sehat.

Saat itu warga warga yang datang dari luar daerah dipastikan betul sudah melaksanakan tes. Tujuannya mereka tidak menularkan virus ketika berinteraksi dengan warga setempat.

Baca Juga: Dinkes Kota Bandung Tegaskan Tarif Swab Test Sesuai Ketentuan, Jika Lebih Segera Laporkan

“Upayakan seperti itu. Karena ini keluarga bisa diimbau sebetulnya, yang mau pulang itu siapa-siapa di tiap-tiap daerah, tiap-tiap kampung, tiap-tiap desa, tiap kelurahan. Kampung Tangguh, Desa Tangguh, Kelurahan Tangguh yang ada ini diaktifkan betul dengan melibatkan stakeholder yang ada di daerah itu.  Nah, ini peran dari Bapak Gubernur, Bupati, Camat, Kepala Desa, Lurah menjadi sangat penting,” ucapnya.

Tito pun kembali mengingatkan tentang pentingnya kepatuhan terhadap protokol kesehatan Covid-19, yaitu 3M: memakai masker, mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, dan menjaga jarak atau menghindari kerumunan.

Baca Juga: Pendaftar yang Berhak Terima BLT UMKM Rp2,4 Juta Akan Mendapatkan SMS dari Bank Penyalur

Lebih lanjut, kegiatan tradisi budaya dan semacamnya diminta agar tidak menimbulkan kerumunan, demikian juga halnya dengan tempat wisata. Di sini peran kepala daerah perlu dioptimalkan dengan membangun komunikasi kepada para tokoh-tokoh masyarakat dan pengelola tempat wisata agar tidak menimbulkan kerumunan yang masif.

"Sekali lagi bukannya tidak menghormati tradisi itu, tetapi ini situasinya berbeda pandemi Covid-19. Jangan sampai kita menjadi korban, saudara kita menjadi korban," ucap Tito.***

Editor: Indra Kurniawan

Sumber: Puspen Kemendagri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah