Bocoran KAI Commuter soal Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek di 2024

- 11 Januari 2024, 20:00 WIB
Ilustrasi - KRL Bogor Jakarta Kota alami gangguan perjalanan pada Senin, 25 September 2023 saat menuju ke Sudirman dan Tanah Abang di petak antara Stasiun Manggarai dan Stasiun Cikini.
Ilustrasi - KRL Bogor Jakarta Kota alami gangguan perjalanan pada Senin, 25 September 2023 saat menuju ke Sudirman dan Tanah Abang di petak antara Stasiun Manggarai dan Stasiun Cikini. /Twitter @CommuterLine

PRFMNEWS – Awal tahun 2024 terhembus kabar tarif Kereta Rel Listrik (KRL) lintas Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) akan mengalami kenaikan. Direktur Utama PT Kereta Commuter Indonesia (KAI Commuter) Asdo Artriviyanto pun buka suara.

Merespons kabar tarif KRL Jabodetabek akan naik pada 2024, Asdo menyatakan belum bisa memastikan hal tersebut. Dia hanya menjelaskan bahwa sudah selama sekira 8 tahun, tarif KRL Jabodetabek belum mengalami perubahan.

"Tidak tahu (apakah 2024 ini tarif KRL Jabodetabek akan naik). Kami kan terakhir naik di tahun 2016. Sekarang belum ada kenaikan tetapi tunggu tanggal mainnya," beber Asdo, dikutip prfmnews.id dari ANTARA, Kamis 11 Januari 2024.

Baca Juga: Rencana Jalan Braga Bebas dari Parkir Kendaraan Masih Tahap Kajian

Dia menjelaskan, kenaikan tarif layanan KRL Jabodetabek merupakan wewenang dari regulator yakni pemerintah dalam hal ini Ditjen Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

"Itu masih di level regulator, karena kami kan operator hanya jalankan saja. Kalau sistem kami ikut dari regulator karena kami (mendapat) PSO. Kalau pemerintah menetapkan kebijakan tarif, secara IT kami akan siapkan dan kami siap untuk melakukan perubahan itu," terangnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa biaya operasi KRL seluruhnya ditanggung oleh pemerintah melalui skema public service obligation atau PSO.

Baca Juga: Banjir Terjang Kertasari Bandung Sore Ini

"Jadi, KAI Commuter ini mengoperasikan kereta api-kereta api pemerintah melalui penugasan. Jadi, pembiayaannya itu adalah biaya operasi semua baik itu BBM, biaya perawatan, sarana prasarana termasuk pembayaran krunya, plus margin 10 persen, itu sistem PSO," ungkap Asdo.

Untuk itu, imbuhnya, KAI Commuter hanya menunggu saja karena segala keputusan ada di tangan pemerintah.

"Jadi, kami tidak khawatir mau naik ya naik saja, toh kami juga tergantung pemerintah kami kan penugasan. Masalah kenaikan tarif pasti dari kementerian selaku pihak regulator akan mengundang teman-teman. Akan ada kenaikan? ada, tunggu tanggal mainnya," ungkap dia.

Baca Juga: Kabar Baik dari Dua Pemain Persib Bandung, Rachmat Irianto dan Reky Rahayu Pulih dari Cedera

Untuk diketahui, tarif KRL yang berlaku saat ini sebesar Rp3.000 untuk 25 kilometer (km) pertama dan ditambahkan Rp1.000 untuk perjalanan setiap 10 km berikutnya.

Sebelumnya pada akhir 2022, Menteri Perhubungan Budi Karya pernah mengatakan bahwa agar subsidi tarif penumpang KRL tepat sasaran maka diperlukan skema yang tepat.

Caranya adalah dengan menerbitkan kartu baru yang diterbitkan untuk membedakan profil penumpang KRL termasuk penerapan harga tiket KRL akan dinaikkan khusus untuk masyarakat yang ekonominya tergolong mampu.

Baca Juga: Hati-hati! Ini Daftar 8 Sesar Aktif di Jawa Barat yang Bisa Timbulkan Gempa Dahsyat

Selama ini, tarif penumpang KRL masih disubsidi oleh pemerintah.

Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal menjelaskan penumpang dengan kategori mampu akan membayar sesuai dengan harga asli KRL. Artinya, tarif untuk penumpang mampu bisa mencapai Rp10-15 ribu.

Namun, Kemenhub masih menimbang-nimbang data apa yang akan menjadi dasar pembeda antarpenumpang, data Kementerian Dalam Negeri atau Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kementerian Sosial.***

Editor: Indra Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x