Diprediksi Mundur, Ini Perkiraan Jadwal Lengkap Awal Musim Hujan 2023/2024 di Jabar dan Wilayah Lain dari BMKG

- 11 September 2023, 18:30 WIB
Ilustrasi musim hujan.
Ilustrasi musim hujan. /PRFM

PRFMNEWS – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi jadwal kapan awal musim hujan di Indonesia termasuk Jawa Barat (Jabar) periode 2023/2024 akan terjadi. BMKG memprakirakan awal musim hujan ini secara umum akan mundur.

Menurut analisa BMKG, awal musim hujan secara umum di Jabar dan wilayah lain di Indonesia terjadi mulai bulan November 2023. Sementara periode puncak musim hujan diprediksi umumnya terjadi pada Januari dan Februari 2024.

"Musim hujan pada tahun 2023/2024 umumnya akan tiba lebih lambat dibandingkan dengan biasanya. Curah hujan yang turun pada periode musim hujan 2023/2024 pada umumnya diprediksi akan normal dibandingkan biasanya," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangan tertulis di laman resmi BMKG, dikutip prfmnews.id Senin 11 September 2023.

Baca Juga: Kekeringan Mulai Terjadi di Indonesia, MUI Ajak Warga Bandung Berdoa Minta Turun Hujan

Dwikorita menambahkan, ada beberapa daerah diprediksi akan mengalami curah hujan yang lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan biasanya akibat dipengaruhi beragam iklim di wilayah Indonesia.

Dwikorita menerangkan, faktor terjadinya awal musim hujan umumnya berkait erat dengan peralihan Angin Timuran (Monsun Australia) menjadi Angin Baratan (Monsun Asia). Angin Timuran diprediksi masih tetap aktif hingga November 2023, utamanya di Indonesia bagian Selatan. Sementara Angin Baratan diprediksi akan datang lebih lambat dari normalnya.

Saat ini, ada beberapa Zona Musim (ZOM) telah terkonfirmasi mulai mengalami musim hujan, yaitu sebagian besar Aceh, sebagian besar Sumatera Utara, sebagian Riau, Sumatera Barat bagian tengah, dan sebagian kecil Kepulauan Riau.

Baca Juga: Ada Kekeringan Dampak El Nino, Bupati Dadang Supriatna Beri Keringanan Bagi Pelanggan Perumda Tirta Raharja

Selanjutnya, musim hujan akan terjadi di Sumatera bagian tengah dan Selatan, lalu secara hampir berurutan diikuti oleh Kalimantan, Jawa, kemudian secara bertahap akan mendominasi hampir seluruh wilayah Indonesia pada periode Maret hingga April 2024.

El Nino Hingga Awal 2024

Dwikorita lanjut menyebutkan menjelaskan, sejak mulai muncul pada pertengahan Mei 2023, gangguan iklim El Nino terus berkembang mencapai level El Nino moderat sejak akhir Juli 2023 dan saat ini Indeks El Nino berada pada nilai +1.504. Kondisi El Nino moderate tersebut diprediksi tetap bertahan hingga awal 2024.

Sedangkan di Samudera Hindia, berdasarkan pemantauan anomali suhu muka laut menunjukkan adanya kondisi IOD Positif dengan indeks saat ini sebesar +1.527 dan diprediksi akan tetap positif hingga akhir tahun 2023.

Superposisi fenomena El Nino dan IOD (+), menyebabkan pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia menjadi lebih sedikit dari normalnya, yang berkaitan dengan kondisi curah hujan rendah sebagai penyebab kekeringan di Indonesia.

Baca Juga: Dampak El Nino, Polisi Pasang Imbauan Bahaya Karhutla dan Kekeringan Ekstrem

Mengingat musim hujan akan datang, Dwikorita mengimbau kepada kementerian/lembaga, pemerintah daerah, institusi terkait, dan seluruh masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampaknya, terutama di wilayah yang mengalami sifat musim hujan di atas normal atau lebih basah dibanding biasanya.

Wilayah lebih basa ini diprediksi mengalami peningkatan risiko bencana banjir dan tanah longsor. Pemerintah Daerah diharapkan dapat lebih optimal dalam mengedukasi masyarakat tentang cara menghadapi risiko bencana yang mungkin terjadi selama musim hujan, serta pentingnya memperhatikan peringatan dini.

"Kami berharap informasi Prakiraan Musim Hujan 2023/2024 ini dapat dijadikan sebagai acuan pemerintah daerah dan sektor terkait untuk menyusun rencana Aksi Dini (Early Action), dalam rangka menekan kerugian yang dapat ditimbulkan adanya bencana hidrometeorologi," ujar Dwikorita.

Sementara itu, Plt. Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan memaparkan secara lebih detail mengenai prediksi jadwal musim hujan terjadi di Indonesia. Dia menyampaikan, pada September 2023, terdapat sekitar 24 ZOM (3,4%) yang akan memasuki musim hujan, yaitu meliputi sebagian Sumatera Barat dan Riau bagian selatan.

Baca Juga: Polres Cimahi Beri Bantuan Sumur Bor di Wilayah yang Alami Kekeringan

Kemudian, pada Oktober 2023, sekitar 69 ZOM (9,9%) akan memasuki musim hujan, yaitu Provinsi Jambi, Sumatera Selatan bagian utara, Jawa Tengah bagian selatan, sebagian wilayah Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah bagian barat, dan sebagian besar Kalimantan Timur.

Pada November 2023 terdapat sekitar 255 ZOM (36,5%) yang akan memasuki musim hujan yaitu meliputi Sumatera Selatan, Lampung, sebagian besar Banten, Jakarta, Jawa Barat, sebagian besar Jawa Tengah, sebagian Jawa Timur, Bali, sebagian kecil NTB, sebagian kecil NTT, Sulawesi Utara, Gorontalo, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian besar Sulawesi Selatan, Maluku Utara bagian utara, dan Papua Selatan bagian selatan.

Sekitar 153 ZOM (21,9%) diperkirakan akan memasuki musim hujan pada Desember 2023, meliputi sebagian besar Jawa Timur bagian utara, sebagian wilayah NTB, sebagian NTT, sebagian besar Sulawesi Tenggara, dan sebagian Maluku.

Sementara pada Januari hingga Mei 2024, sekitar 22 ZOM (3,2%) diharapkan akan mengalami awal musim hujan. Terdapat juga sekitar 50 ZOM (7,2%) yang sudah memasuki musim hujan. Sedangkan sekitar 12 ZOM (1,7%) merupakan daerah dengan musim hujan sepanjang tahun 2023.

Selain itu, ada 113 ZOM (16,1%) yang termasuk dalam tipe ZOM 1 Musim, yang memiliki karakteristik musim yang satu kali sepanjang tahun.

Baca Juga: Sekjen PDIP Buka-bukaan soal Kriteria Cawapres Ganjar Pranowo yang Bakal Direstui Megawati

"Secara umum musim hujan diprediksi akan datang lebih lambat, yaitu terjadi pada sekitar 446 ZOM (63,8%) di seluruh Indonesia. Sejumlah 22 ZOM (3,2%) diprediksi akan mengalami awal musim hujan yang lebih awal atau MAJU. Dan, terdapat juga sekitar 56 ZOM atau sekitar 8,0% wilayah Indonesia yang diprediksi akan mengalami awal musim hujan yang sama dengan rerata klimatologinya," ungkap Ardhasena.

Musim hujan 2023/2024 secara umum diprediksi akan bersifat Normal, yaitu terjadi pada sekitar 566 ZOM (80,9%). Namun, terdapat beberapa wilayah yang diprediksi akan mengalami musim hujan dengan sifat Atas Normal atau curah hujan lebih tinggi dari rerata sebanyak 69 ZOM (9,8%), serta wilayah yang diperkirakan akan bersifat Bawah Normal sebanyak 64 ZOM (9,1%).

Wilayah-wilayah yang diprediksi mengalami musim hujan dengan sifat di Bawah Normal mencakup sebagian kecil Sumatera Utara, Lampung bagian selatan, sebagian kecil Banten, sebagian kecil Jawa Barat, Jawa Tengah bagian timur, Jawa Timur bagian selatan, sebagian Kalimantan Barat, sebagian Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Tengah bagian utara, Papua Barat bagian selatan, dan Papua bagian barat.

"Sementara itu, wilayah-wilayah yang diperkirakan akan mengalami musim hujan dengan sifat di atas normal meliputi Aceh bagian selatan, Sumatera Utara bagian utara, Riau bagian utara, Sumatera Barat bagian selatan, Jambi bagian utara, Bengkulu bagian utara, Sumatera Selatan bagian barat, Banten bagian selatan, Sulawesi Tengah bagian selatan, dan Sulawesi Tenggara bagian selatan," tambah Ardhasena.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah