Kemenag Mulai Bahas Persiapan Umroh Tahun 1442 Hijriah Dengan Semua Pihak

- 24 Juli 2020, 12:49 WIB
Ilustrasi.* PRFM
Ilustrasi.* PRFM /

PRFMNEWS - Sejak Maret lalu, pemerintah Arab Saudi telah menerima lagi jemaah umrah. Memasuki musim haji tahun ini pun, pemerintah Arab Saudi hanya memperbolehkan warga setempat dan warga asing yang berada di Arab Saudi yang boleh mengikuti atau melaksanakan rangkaian ibadah haji.

Pemerintah Indonesia melalui kementerian agama (kemenag) pun telah membatalkan pemberangkatan haji tahun 2020 atau 1441 H ini karena masih dalam kondisi pandemi covid-19.

Meski begitu, kini Kemenag mulai mempersiapkan kemungkinan mulai dibukanya kembali pemberangkatan jemaah umrah mulai 1442 H.

Baca Juga: Cek Fakta: Pikiran Rakyat Difitnah Sebut Ma'ruf Amin Maklumi Gaji Kecil Guru Honorer Imbalan Surga

Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag mulai membahas rencana penyelenggaraan ibadah umrah 1442H. Pembahasan mencakup identifikasi permasalahan serta langkah-langkah yang harus dipersiapkan dalam penyelenggaraan umrah 1442H.

"Pembahasan awal ini untuk mengidentifikasi permasalahan sekaligus rumusan mitigasinya, serta langkah persiapan seandainya Saudi membuka kembali penyelenggaraan ibadah umrah setelah selesainya musim haji 1441 H," terang Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Arfi Hatim sebagaimana dikutip dari laman resmi Kemenag saat memimpin Diskusi Virtual tentang Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Umrah Tahun 1442H dari Jakarta, Rabu (22/07/2020).

Dalam pembahasan ini, Kemenag berdiskusi dengan enyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) /Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK), yaitu Amphuri, Kesthuri, Himpuh, Sapuhi. Hadir juga perwakilan dari pihak Garuda Indonesia dan Saudia Airlines. Ikut bergabung, jajaran Ditjen PHU dan Konsul Haji KJRI Jeddah.

Baca Juga: Sudah Capai 84,35 Persen, Bansos Pemprov Jabar Tahap II Ditargetkan Selesai pada 26 Juli

“Sampai saat ini belum ada informasi resmi dari Saudi tentang penyelenggaraan ibadah umrah 1442H. Namun, kami merasa perlu siapkan mitigasi terkait potensi permasalahan dan persiapan penyelenggaraan umrah,” kata Arfi.

Menurut Arfi, rapat menyepakati untuk memprioritaskan keberangkatan jemaah umrah yang tertunda sejak akhir Februai 2020. Sebagaimana diketahui, pada 27 Februari 2020, Saudi mengeluarkan kebijakan penangguhan sementara akses masuk ke negaranya, baik untuk umrah maupun ziarah. Prioritas ini dipersiapkan jika Pemerintah Arab Saudi kembali membuka penyelenggaraan ibadah umrah. Kesepakatan untuk memprioritaskan jemaah tertunda ini didukung dan diapresiasi Waketum Kesthuri (Kesatuan Tour Travel Haji Umrah Republik Indonesia), Arta Hanif dan diamini seluruh asosiasi PPIU/PIHK.

Rapat juga membahas kemungkinan adanya penambahan biaya perjalanan ibadah umrah bagi jemaah yang tertunda keberangkatannya. Hal itu karena adanya kenaikan pajak di Arab Saudi, termasuk kebijakan penerapan protokol kesehatan, baik saat keberangkatan dari Tanah Air maupun saat di Tanah Suci.

Baca Juga: Meski Warga Sudah Beri Makan ke Hutan, Kawanan Monyet Tetap Datangi Pemukiman Warga di Lembang

Arfi meminta, agar PPIU mulai menyusun rencana keberangkatan jemaah umrah tertunda. Namun, rencana tersebut tidak perlu mencantumkan tanggal keberangkatan dan harga paket layanan terlebih dahulu. Sebab, kepastian keberangkatan masih harus menunggu kebijakan Saudi.

“Hasil pemantauan di lapangan, saat ini ada beberapa PPIU yang sudah menawarkan tanggal keberangkatan dan mencantumkan harga paket umrah. Itu sebaiknya tidak dilakukan dulu. Kita masih menunggu kebijakan Saudi kapan akan membuka penyelenggaraan ibadah umrahnya,” tuturnya.

Arfi menambahkan, rapat persiapan penyelenggaraan umrah akan digelar berkelanjutan. Ke depan, akan dilakukan pertemuan dan diskusi lebih mendalam guna membahas skenario mitigasi terkait penanganan permasalahan penyelenggaraa umrah pasca pandemi.

Ketua Amphuri (Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Indonesia), Joko Asmoro, mendukung kebijakan Kemenag yang meminta PPIU untuk mempersiapkan penyelenggaraan ibadah umrah, dengan tidak mencantumkan tanggal keberangkatan dan harga paket layanan umrahnya sebelum ada kejelasan informasi dari Saudi.

Baca Juga: Uji Klinis Tahap 3 Vaksin Covid-19 Butuh 6 Bulan, Begini Penjelasan LIPI

“Apapun kebijakan Kemenag terkait penyelenggaraan ibadah umrah 1442H, akan kami sosialisasikan kepada PPIU yang tergabung dalam anggota kami,” tutur Joko.

Terkait status tiket jemaah umrah yang tertunda keberangkatannya, peserta rapat sepakat meminta Garuda dan Saudia untuk tidak mempersulit proses refund maupun penjadwalan ulang. Kedua maskapai ini sependapat. Namun, untuk kepastian keberangkatan, tetap menunggu kebijakan dari Saudi.

“Kami hanya mempersiapkan jadwal keberangkatan. Namun kepastian penerbangan masih menunggu kebijakan pemerintah Arab Saudi,” kata GSA Saudia Airlines Andi Bermawi. Hal serupa juga disampaikan VIP Umrrah and Hajj Garuda Indonesia Ubay Ihsandi.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Sumber: Kemenag


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x