Hati-hati! BMKG Ingatkan Gempa Dahsyat Turki Bisa Terjadi di Indonesia

- 26 Februari 2023, 10:00 WIB
Kepala BMKG Dwikorita
Kepala BMKG Dwikorita /BMKG/

"Gempa bumi di Turki Magnitudo Momen (Mw) 7,8 sanggup memecahkan seluruh segmen sesar Anatolia Timur (6 segmen: Turkoglu, Golbasi, Yarpuzlu, Lakehazar, dan Gorzali) sepanjang 300 km," sambung Dwikorita.

Kajian yang komprehensif mengenai zona sesar geser di Indonesia meliputi Sesar Besar Sumatera, Sesar Palu Koro, Sesar Matano, Sesar Cimandiri, Sesar Opak, Sesar Gorontalo, Sesar Tarera Aiduna, Sesar Lembang, Sesar Yapen, dan lainnya diperlukan untuk khususnya sesar Gorontalo dan Opak yang terletak di daerah padat penduduk dan memerlukan perhatian lebih karena potensi gempa yang signifikan.

Baca Juga: Fakta-fakta Seputar Gempa Turki yang Menewaskan Ribuan Korban

Menurut Dwikorita yang menjadi penyebab umum keruntuhan bangunan akibat gempa bumi yaitu desain bangunan yang tidak konsisten, material dan kualitas yang kurang baik, perawatan yang tidak memadai, permintaan seismik terkadang terlalu tinggi karena beberapa faktor tertentu (ketidakteraturan struktural, massa yang tidak perlu), dan lain-lain.

Untuk itu, Dwikorita menyimpulkan bahwa kejadian ini harus menjadi pembelajaran penting bagi Indonesia. Berkaca dari sini, salah satu hal yang perlu dilakukan Indonesia adalah penguatan sistem mitigasi gempabumi.

Di antaranya dengan Penguatan, Pengembangan Studi, Kajian, Riset dan Teknologi. Lalu, Penguatan Sistem Monitoring Kegempaan secara Kontinu dan Komprehensif, serta pemutakhiran dan pengembangan Peta Bahaya Gempabumi (Seismic Hazard Map).

Tidak hanya itu, Dwikorita menilai Indonesia juga perlu melakukan penguatan Kajian Getaran Tanah (Ground Motion), Memperhatikan Konstruksi Bangunan Tahan Gempa dengan Building Code, Penegakan Peraturan Pendukung Sistem Mitigasi Gempabumi, serta Edukasi, Literasi, Advokasi secara inklusif dan berkelanjutan.***

Halaman:

Editor: Rizky Perdana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x