“Dalam tiga hari terakhir ini sebenarnya kita agak kaget karena kasus yang biasanya berkisar 2.300 per hari, naik jadi 3.000 kasus. Tapi untungnya per kemarin, sudah turun jadi 2.700 lagi. Kami menduga kenaikan biasanya dikaitkan dengan adanya varian atau subvarian baru, kalau kemarin heboh karena XBB,” ujarnya.
Ia mengimbau masyarakat agar tidak panik meski sudah ditemukan delapan kasus dengan subvarian XBB di Indonesia.
Namun ia juga mengingatkan agar masyarakat tetap harus waspada dengan tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan dan segera melengkapi vaksinasi Covid-19 hingga dosis booster.
“Kehadiran XBB tidak perlu dikhawatirkan, karena dari 24 negara yang sudah melaporkan temuan subvarian itu, belum ada yang melaporkan kematian ataupun keparahan (fatalitas) pada keterisian di rumah sakit (BOR),” tuturnya.
Menurut pusat pengendalian pencegahan penyakit (CDC) AS, gejala varian XBB, antara lain, demam, merasa kedinginan, batuk, kelelahan, nyeri otot, sakit kepala, sakit tenggorokan, hidung tersumbat atau pilek, mual atau muntah, diare dan sesak napas.***