IDAI Telusuri Penyebab Anak Idap Gagal Ginjal Akut Misterius Punya Gejala Khas yang Lebih Cepat Memburuk

- 19 Oktober 2022, 09:30 WIB
Ilustrasi anak yang sakit.
Ilustrasi anak yang sakit. /Foto: Mart Production/Pexel/

PRFMNEWS – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan pasien anak yang menderita gagal ginjal akut misterius umumnya miliki gejala khas yang mengalami percepatan perburukan atau rapid progresif.

IDAI mengaku masih mendalami penyebab gejala khas gagal ginjal akut misterius pada anak terjadi tidak umum karena lebih cepat memburuk.

Upaya mencari tahu penyebab gejala khas gagal ginjal akut misterius pada anak mengalami percepatan perburukan ini diungkap Ketua Pengurus Pusat IDAI Piprim Basarah Yanuarso.

Baca Juga: Kemenkes Terbitkan Pedoman Penanganan Gagal Ginjal Akut pada Anak, Mulai Gejala, Pemeriksaan dan Perawatan

"Sekarang ini anak yang sebelumnya tidak ada masalah ginjal atau memiliki ginjal normal, mengalami rapid progresif," kata Piprim, dikutip prfmnews.id dari laman ANTARA.

Ia mengungkap pula sebagian besar kasus gagal ginjal akut pada pasien anak disebabkan kelainan bawaan atau sejak lahir, seperti ginjal tidak terbentuk dengan baik saat di kandungan karena pengaruh kelainan.

Fenomena rapid progresif itu, lanjutnya, didapat IDAI berdasarkan laporan penelitian terhadap 180-an pasien tanpa penyakit bawaan dari 20 provinsi di Indonesia dalam dua bulan terakhir.

Baca Juga: Berikut Kabupaten dan Kota di Jawa Barat yang Berpotensi Alami Cuaca Ekstrem Hari ini 19 Oktober 2022

Dari total tersebut, dominasi pasien yang menderita gagal ginjal akut ini merupakan balita umur 1-5 tahun.

Adapun percepatan perburukan terjadi pada gejala di saluran cerna yang ditandai dengan muntah, demam, diare, infeksi saluran napas akut, dan batuk pilek.

"Ada yang khas, seperti demam dan juga berkurang volume air kencingnya," ungkapnya.

Menurutnya, takaran normal urine secara ilmiah pada balita berkisar satu mililiter per kg berat badan per jam.

Kalau umur satu tahun berat badan 10 kg, jelasnya, maka dalam 24 jam akan menghasilkan sekitar 240 cc atau kira-kira satu gelas air mineral.

Baca Juga: 3 Pasien Anak Suspek Gagal Ginjal Akut Misterius Ditemukan di Kota Bandung, Dinkes Lakukan Pelacakan

Jika seluruh gejala itu dilakukan pengecekan secara laboratorium akan terjadi peningkatan kadar ureum, kreatinin, dan kalium pada pasien.

"Yang bikin kami khawatir, perburukannya cepat dari yang tidak ada apa-apa, tiba-tiba tidak ada air kencing sama sekali. Kejadian biasanya di populasi paling banyak sekitar 0,9 persen," ujarnya.

Untuk mencari tahu kondisi tidak normal tersebut, kini IDAI bersama Kementerian Kesehatan masih meneliti sejumlah penyakit yang dimungkinkan memengaruhi percepatan perburukan gejala pada pasien anak.

Pengaruh yang dimaksud, di antaranya Adenovirus, Leptospirosis, hingga kandungan Dietilen Glikol dan Etilen Glikol pada sirup obat anak seperti yang dialami penduduk di Gambia, Afrika.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah