Doni Monardo : Masyarakat Harus Bersiap Hidup dengan Corona

- 18 Mei 2020, 16:30 WIB
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo. /- Foto: ANTARA /Nova Wahyudi/nz.

BANDUNG,(PRFM) – Masyarakat harus bersiap menghadapi tantangan hidup dengan Covid-19 karena sampai sekarang belum diketahui kapan pandemi tersebut akan berakhir.

Demikian disampaikan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 sekaligus Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo di Jakarta usai mengikuti rapat melalui telekonferensi video perihal penanganan pandemi, Senin (18/5/2020).

"Sejauh ini belum ada lembaga yang berani mengatakan kapan Covid-19 akan berakhir, termasuk juga belum ada kepastian kapan vaksin akan ditemukan sehingga sangat mungkin kita akan selamanya hidup dengan Covid-19," kata Doni seperti dilansir dari ANTARA.

Baca Juga: Pria yang Enggan Diantar Ambulans di Garut Bukan Menolak Diisolasi

Menurut Doni, masyarakat harus bersiap hidup dengan kondisi yang baru, yang dia sebut sebagai "normal baru".

"Upaya atau strategi menghadapi tantangan new normal (normal baru). Gugus Tugas sudah memberikan beberapa masukan, pertama tentang pentingnya prakondisi melalui survei, kajian riset, kemudian juga waktu yang tepat kapan harus dimulai (new normal) dilihat dari data lapangan. Bapak Presiden sudah perintahkan untuk mengkaji daerah mana yang boleh dibuka," kata Doni.

Daerah-daerah dengan kriteria "hijau", dengan kasus Covid-19 rendah, akan diizinkan memulihkan aktivitas.

"Kalau kita lihat dari 34 provinsi di Indonesia, ada yang memang tingkat kasusnya masih relatif rendah tapi tetap kajian secara data dan riset memiliki peran yang penting sehingga nantinya mana daerah yang dibuka, mana yang diberikan pengurangan pembatasan tidak keliru," tambah Doni.

Baca Juga: Update 18 Mei, Kasus Positif Covid-19 Kabupaten Bandung Mencapai 64 Orang

Hal lain yang perlu diperhatikan, menurut dia, adalah tingkat kepatuhan warga menjalankan protokol kesehatan jika pembatasan sosial dilonggarkan.

Ia mengemukakan perlunya penentuan prioritas lokasi dan bidang sasaran pelonggaran pembatasan, simulasi pelonggaran pembatasan, serta koordinasi antara pusat dan daerah dalam pelaksanaan pelonggaran pembatasan.

"Kemudian juga tim monitoring dan evaluasi yang akan menilai daerah mana yang akan dibuka serta bidang apa yang perlu dibuka selama pandemi masih berlangsung maka protokol kesehatan adalah harga mati," kata Doni.

Baca Juga: Jadi Pusat Kerumunan, Wali Kota Bogor Bakal Tutup Kios Non Pangan di Semua Pasar

Dia juga menyampaikan rencana menyosialisasikan protokol kesehatan untuk mencegah Covid-19 dengan menggunakan narasi empat sehat lima sempurna untuk hidup sehat.

"Ada sebuah narasi pada masa lalu tentang empat sehat lima sempurna yang mengajak kita untuk hidup sehat itu terdiri dari makan daging, makan ikan, makan sayuran, dan buah-buahan serta minum susu. Kita transformasikan ke masa Covid-19 yaitu pakai masker, jaga jarak, cuci tangan, kemudian yang keempat adalah olahraga yang teratur, istirahat yang cukup dan tidak boleh panik serta yang kelima adalah memakan makanan yang bergizi," katanya.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x