Network
PRFMNEWS – Polisi berhasil mengungkap 2 motif utama penyebab Siskaeee merekam dan menyebarluaskan video porno dirinya kepada publik. Fakta motif tersebut terungkap saat konferensi pers di Mapolda DIY, Selasa 7 Desember 2021 siang.
Berikut 2 motif yang melatarbelakangi Siskaeee merekam dan menyebarluaskan video porno dirinya, berdasarkan keterangan Direskrimsus Polda DIY AKBP Roberto GM Pasaribu.
1. Kelainan seksual eksibisionisme
Berdasarkan hasil pemeriksaan kejiwaan oleh psikolog, Siskaeee miliki kelainan seksual eksibisionisme, yakni dorongan untuk menunjukkan alat kelamin di depan umum.
Pemeriksaan tersebut dilakukan polisi secara crime scientific investigation (CSI) atau metode pemeriksaan kasus kriminal mengedepankan disiplin ilmu pengetahuan, dalam hal ini ilmu psikologi.
Baca Juga: Fakta Sosok Siskaeee yang Tak Pernah Menetap di Satu Tempat dan Tak Pernah Buka Jasa Open BO
Sebagai eksibisionis, dorongan kelainan seksual Siskaeee semakin menguat jika dirinya berada di suatu lokasi tertentu, melihat orang yang menarik di matanya, atau saat waktu tertentu.
“Adanya suatu motif dorongan hasrat seksual ketika melihat sesuatu yang menarik, baik itu lokasi, orang, tempat, maupun waktu yang membuat pelaku merekam sendiri menggunakan HP-nya,” kata Roberto.
Baca Juga: Tim Bulu Tangkis Indonesia Tarik Diri dari Kejuaraan Dunia 2021
2. Kebutuhan ekonomi
Siskaeee alias FCR melakukan aksi tak terpujinya itu sejak 2017 hingga 2021. Siskaee ternyata merekam video eksibisionisme dirinya dan mengunggah hasil rekaman tersebut ke berbagai situs berbayar, salah satunya OnlyFans.
“Memanfaatkan perbuatan ini dengan meng-upload ke dalam situs-situs berbayar yang semua server basisnya ada di luar negeri bukan Indonesia, salah satunya OnlyFans.com,” ucap Roberto.
Baca Juga: Ini Alasan PT KAI Ekskusi Rumah Warga yang Berada di Jalan Jawa Kota Bandung
Lebih lanjut Roberto menyebut, bahwa video porno Siskaeee sudah masuk kategori ‘top hits’ dalam situs tersebut, sehingga mendapatkan nominal yang besar.
“Ini sudah masuk top hits jadi pendapatannya bisa sampai Rp20 juta, dan pelaku sudah mendapatkan pendapatan kotor Rp2 miliar selama 2020 sampai 2021,” ujar Roberto.***
