Terungkap! Banjir Bandang di Kota Batu Bukan Hanya Karena Faktor Cuaca, Pemantauan Udara Ungkap Hal ini

- 8 November 2021, 09:44 WIB
Banjir bandang yang terjadi, memutus jalan di desa Bulu Kerto, Kota Batu, Jawa Timur, Sabtu (6/11).
Banjir bandang yang terjadi, memutus jalan di desa Bulu Kerto, Kota Batu, Jawa Timur, Sabtu (6/11). /BNPB

PRFMNEWS - Banjir bandang menerjang kota Batu, Jawa Timur pada Kamis pekan kemarin. Setelah dilakukan pemantauan udara, terungkap jika banjir bandang di Kota Batu bukan hanya disebabkan tingginya curah hujan.

Berdasarkan pemantauai udara yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Wali Kota Batu dan jajaran Forkompimda Sabtu lalu, didapatkan beberapa data visual yang menunjukkan adanya titik-titik longsor di sepanjang tebing alur lembah sungai di wilayah hulu.

Dari pengamatan udara tersebut ditemukan enam alur lembah sungai yang setiap sisinya sangat terjal, tidak dilindungi oleh vegetasi yang rapat dan memiliki akar yang kuat.

Oleh karenanya Ketika hujan turun dengan intensitas tinggi, kondisi tersebut memicu terjadinya longsoran-longsoran yang kemudian terkumpul dan membentuk bendungan alam yang menutup alur air. Longsoran ini tidak hanya menutup alur alir dengan material tanah longsoran, tetapi juga dengan pohon-pohon yang tumbang terbawa material longsor.

Baca Juga: Kabar Baik! Sekolah Maritim Terbaik Dunia akan Hadir di Jawa Barat

Bendungan alami itu menurut analisis sementara kemudian diduga jebol dan tidak kuat menahan debit air setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah hulu pada Kamis lalu.

Hasil survey lain di bagian hilir, didapatkan pula data visual yang menunjukkan bahwa di sepanjang bantaran sungai terdapat perkebunan semusim yang melebar hingga di tebing sungai.

Dari pengamatan melalui udara tersebut tampak jelas bahwa perkebunan itu mengalami kerusakan seperti meleleh karena tergerus air hujan dengan intensitas tinggi. Di samping itu, jenis vegetasi yang ditanam tidak memiliki akar yang kuat untuk mengikat tanah dan menyerap air.

Ketika ada debit air yang cukup besar dari wilayah hulu, maka lelehan atau longsoran di wilayah tengah dan hilir akan menambah kontribusi sedimen. Sehingga ketika sampai di permukiman warga ketebalan lumpur menjadi sangat besar.

Halaman:

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Sumber: BNPB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x