"Kita sepakat dengan itu. Untuk SDM selain kita isi dengan SDM sendiri, kita bisa bermitra dengan perguruan tinggi atau lembaga riset lainnya. Ada inovator dan peneliti banyak di luar sana, yang non ASN bisa kita ajak mengisi lembaga ini," jelasnya.
Namun hal itu, lanjut Ganjar, tidak bisa dengan cepat dilakukan. Prinsipnya, saat ini yang paling penting adalah membentuk lembaganya terlebih dahulu agar segera bisa berkontribusi.
Baca Juga: Jelang 20 September Tidak Semua Sekolah di Bandung Barat Bisa Gelar PTM, Sekda Ungkap Alasannya
"Kita akan mulai tahap demi tahap, umpama kelembagaannya nanti kita cangkokkan dulu. Semacam UPT begitu. Kalau nanti sudah jalan, maka bisa kita tingkatkan lagi dengan SOTK baru, sekelas OPD yang lainnya," jelasnya.
Ganjar mengatakan telah mengumpulkan para doktor dan pejabat fungsional yang ahli di Jateng untuk mengisi lembaga tersebut. Mereka sudah presentasi terkait banyak hal, termasuk politik kesehatan, pendidikan, lingkungan, energi dan sektor lainnya.
"Ini pemanasan awal yang pararel dengan pembentukan Brin Pusat. Brin Pusat juga sudah memberikan perhatian, saya sudah komunikasi dan mereka siap mengadvokasi sekaligus mendampingi," jelasnya.
Ganjar mengatakan memang sudah lama memimpikan adanya Brinda di Jateng. Untuk itu, saat ini dirinya ingin lebih cepat membuat lembaga itu dibanding daerah lain.
Baca Juga: Peran Penting PMI, Ketua DPRD Kota Bandung Ajak Masyarakat Aktif Donorkan Darah
Baca Juga: Ratusan Kupon Togel Berserakan di Jalan Asia Afrika Bandung, Warganet: Ga Ada Nomor yang Tembus