Menurut BKSDA Bali, kemungkinan penyebab ratusan burung pipit mati berjatuhan di Gianyar, dikarenakan sifat alami mereka yang merupakan satwa koloni.
"Karena burung pipit ini satwa koloni yg hidup berkelompok dalam jumlah besar. Ukuran burung yg kecil menyebabkan kecenderungan berkoloni dalam jumlah besar untuk mengurangi resiko terhadap predator," urai BKSDA Bali.
Adapun terkait kematian mendadak ratusan burung pipit di Gianyar, BKSDA Bali menyatakan masih harus dilakukan penelitian lebih mendalam.
"Mengapa mati mendadak? Hal ini harus dibuktikan secara scientific melalui proses otopsi dari bangkai dan kotoran burungnya," tulis BKSDA Bali.
Baca Juga: Sumbangan Ratusan Ribu Dosis Vaksin dari Prancis Tiba di Indonesia, Merek AstraZeneca
Sementara perihal kemungkinan mati mendadak, BKSDA Bali sementara ini menyebut ratusa burung pipit di Gianyar mati disinyalir tercemar racun kimia.
"Burung burung tersebut kemungkinan memakan pakan yg terkontamisasi atau tercemar atau mengandung herbisida dan atau pestisida yang sifatnya toxic bagi burung. Setelah memakannya, tentu burung tidak langsung mati, karena proses toxifikasi juga memakan waktu untuk sampai tingkatan mortalitasnya. Kemungkinan besar saat burung burung tersebut beristirahat malam," tutup BKSDA Bali.***