Begini Kronologis Lengkap Tewasnya Enam Anggota FPI Karena Ditembak Versi FPI

- 7 Desember 2020, 19:31 WIB
ilustrasi penembakan
ilustrasi penembakan /PRFM

PRFMNEWS - Polisi menyebut enam orang anggota laskar khusus Front Pembela Islam (FPI) tewas ditembak petugas Polda Metro Jaya lantaran melakukan penyerangan terhadap petugas yang sedang melakukan penyelidikan terkait Habib Rizieq Shihab, pada Senin 7 Desember 2020 dini hari.

Namun, Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI), Munarman membeberkan kronologis versi FPI untuk membantah keterangan dari Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran pada berita sebelumnya.

Berikut kronologis tewasnya enam laskar FPI versi Munarman:

1. Sebelumnya FPI hanya tahu enam laskarnya hilang
Munarman mengatakan, sebelum ada pernyatan dari Polda Metro Jaya, pihaknya masih menganggap enam laskar FPI dalam status hilang. Maka dari itu sebelumnya FPI mengeluarkan pernyataan bahwa mereka dalam keadaan hilang.

Baca Juga: Penjelasan Polisi Terkait 6 Pengikut Habib Rizieq yang Ditembak Mati di Jalan Tol

"Maka pernyataan kita yang pertama keluar itu statusnya adalah (laskar FPI) dalam keadaan hilang, karena itu pernyataan dibuat pagi hari sebelum kita mendengar kabar keenamnya syahid," ujar Munarman dalam konferensi persnya di Jakarta, Senin 7 Desember 2020.

2. Habib Rizieq Shihab sudah lebih dahulu diintai
Ia mengungkapkan, sejak beberapa hari lalu ada beberapa orang pengintai di Pondok Pesantren Habib Rizieq, Megamendung pada Jumat, 4 Desember 2020. Menurutnya, pengintai tersebut ditugaskan oleh institusi negara (Munarman tidak menyebut institusi yang dimaksud) untuk mengintai selama 24 jam menggunakan drone dan peralatan canggih lainnya.

Lalu, laskar FPI berhasil berkomunikasi dengan para pengintai dan berhasil mendapatkan semua data dan identitas dari pengintai Rizieq tersebut. Didapatkan informasi bahwa pengintaian tidak dilakukan di Megamendung saja, tapi juga di Petamburan, dan Sentul Bogor. Menurutnya, Rizieq sudah diintai selama 24 jam oleh 30 orang sejak kepulangannya di Indonesia.

"Kebetulan mereka (pengintai) terjebak dengan cara pengintaian mereka sendiri yang tidak professional, ada komunikasi antara laskar dengan pengintai, ada tiga orang yang berhasil dikomunikasikan dan kita mendapatkan semua data-datanya, identitasnya," sambungnya.

Halaman:

Editor: Rizky Perdana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x