Apa yang Dimaksud Bencana Hidrometeorologi?

14 Oktober 2020, 13:31 WIB
Ilustrasi longsor //PRFM

PRFMNEWS - Presiden Joko Widodo meminta pemerintah daerah mengantisipasi terjadinya bencana hidrometeorologi dengan memperhatikan informasi dari BMKG.

Sebenarnya apa yang dimaksud dengan bencana hidrometeorologi itu?

Bencana hidrometeorologi adalah bencana yang dipengaruhi oleh faktor cuaca seperti banjir, longsor, hingga puting beliung.

Bencana hidrometeorologi sangat ditentukan dari kondisi cuaca, apalagi saat ini Indonesia memasuki musim hujan yang puncaknya diperkirakan terjadi pada Januari-Februari tahun depan.

Baca Juga: Presiden Minta Semua Jajarannya Antisipasi Dampak Fenomena La Nina di Banyak Sektor

Ditambah juga dengan fenomena La Nina yang saat ini aktif di Samudera Pasifik. La Nina akan sangat memengaruhi terhadap peningkatan curah hujan di Indonesia hingga 40 persen.

Contoh dari bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor sudah terjadi di Garut serta Tasikmalaya, Jawa Barat.

Akibat hujan deras pada Minggu hingga Senin (11-12 Oktober 2020), enam kecamatan di Kabupaten Garut dilanda banjir dan longsor. Adapun enam kecamatan tersebut adalah Pameungpeuk, Cisompet, Cibalong, Cikelet, Pamulihan, dan Kecamatan Peundeuy.

Sementara di hari yang sama, terjadi banjir dan longsor di 27 titik dari 12 kecamatan Kabupaten Tasikmalaya.

 

Baca Juga: Terjadi Banjir dan Longsor, Pemkab Garut Tetapkan Siaga Bencana di 17 Kecamatan Rawan Bencana

Maka dari itu, Presiden Jokowi meminta jajarannya untuk bersiap mengantisipasi peningkatan curah hujan ini. Merujuk pada data, La Nina dapat menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi curah hujan bulanan di Indonesia sebesar 20 hingga 40 persen di atas normal.

"Laporan yang saya terima dari BMKG, fenomena La Nina diprediksi akan menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi jumlah curah hujan bulanan di Indonesia akan naik 20-40 persen di atas normal," ujar Presiden saat memimpin rapat terbatas mengenai Antisipasi Bencana Hidrometeorologi melalui konferensi video dari Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa, 13 Oktober 2020.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengungkapkan, puncak La Nina diprediksi terjadi pada Desember-Januari. Masyarakat diminta mewaspadai perubahan cuaca mulai Desember, Januari hingga Februari tahun depan.

"Masyarakat dimohon untuk memonitor cuaca di aplikasi Info BMKG yang bisa didownload di playstore dan appstore," tambahnya.***

Editor: Rifki

Tags

Terkini

Terpopuler