Mengenal Puasa Arafah Dilakukan Sebelum Idul Adha, Lengkap dengan Niat dan Keutamaan Pahalanya

8 Juli 2022, 16:45 WIB
ilustrasi Puasa Arafah. /

PRFMNEWS - Puasa Arafah merupakan puasa sunnah yang dilakukan satu hari sebelum Hari Raya Idul Adha atau Lebaran Haji.

Waktu pelaksanaan puasa Arafah pada 9 Dzulhijjah, di tahun 2022 ini dilakukan pada hari Sabtu, 9 Juli besok.

Berikut niat, keutamaan, dan dalil melakukan puasa Arafah yang dilakukan pada Sabtu, 9 Juli 2022 besok atau H-1 Idul Adha 1443 H, dikutip prfmnews.id dari laman Bimas Islam Kementerian Agama RI.

Baca Juga: Daftar Lokasi Sholat Idul Adha 1443 H di Bandung Barat, Sabtu 9 Juli 2022 Besok

Dalil puasa Arafah tidak harus mengikuti waktu wukuf

1. Arafah itu nama hari dan tempat. 9 Dzulhijjah disebut sebagai nama Arafah sejak masa Nabi Ibrahim.

ﺛﺎﻧﻴﻬﺎ: ﺃﻥ ﺇﺑﺮاﻫﻴﻢ ﻋﻠﻴﻪ اﻟﺴﻼﻡ ﺭﺃﻯ ﻓﻲ ﻣﻨﺎﻣﻪ ﻟﻴﻠﺔ اﻟﺘﺮﻭﻳﺔ ﻛﺄﻧﻪ ﻳﺬﺑﺢ اﺑﻨﻪ ﻓﺄﺻﺒﺢ ﻣﻔﻜﺮا ﻫﻞ ﻫﺬا ﻣﻦ اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺃﻭ ﻣﻦ اﻟﺸﻴﻄﺎﻥ؟ ﻓﻠﻤﺎ ﺭﺁﻩ ﻟﻴﻠﺔ ﻋﺮﻓﺔ ﻳﺆﻣﺮ ﺑﻪ ﺃﺻﺒﺢ ﻓﻘﺎﻝ: ﻋﺮﻓﺖ ﻳﺎ ﺭﺏ ﺃﻧﻪ ﻣﻦ ﻋﻨﺪﻙ

Kedua, bahwa ketika malam tanggal 8 Dzulhijjah Nabi Ibrahim as mendapat mimpi wahyu untuk menyembelih putranya, di pagi harinya Nabi Ibrahim masih berfikir-fikir tentang kebenaran mimpi itu apakah dari Allah atau datangnya dari setan, keraguan dan berfikir ini dalam bahasa Arab adalah Tarwiyah.

Pada malam tanggal 9 Dzulhijjah, Nabi Ibrahim kembali bermimpi kejadian yang sama, perintah menyembelih putranya, maka Nabi Ibrahim mengetahui bahwa mimpi tersebut adalah wahyu Allah (Tafsir al-Razi, 5/324).

2. Puasa Arafah dilakukan bukan berdasarkan tempat wukuf Arafah. Rasulullah sudah melaksanakan puasa Arafah (puasa 9 Dzulhijjah) pada tahun 2 Hijriah, jauh sebelum Rasulullah melakukan wukuf di Arafah pada haji wada tahun 10 Hijriah.

عن أمِّ الفضلِ بنتِ الحارثِ: "أنَّ ناسًا تمارَوا عندها يومَ عَرفةَ في صومِ النبيِّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم؛ فقال بعضُهم: هو صائمٌ، وقال بعضُهم: ليس بصائمٍ. [أخرجه البخاري (1988) واللفظ له، ومسلم (1123)].

Diriwayatkan dari Ummi al-Fadhl binti al-Harits yang bercerita:

"Sekelompok sahabat berselisih dekat Ummi al-Fadhl saat hari Arafah mengenai puasa Nabi. Sebagian mereka berpendapat Nabi berpuasa, dan sebagian lain berpendapat Nabi tidak berpuasa (HR Bukhari dan Muslim).

هذا يُشعِرُ بأنَّ صومَ يومِ عَرفةَ كان معروفًا عندهم، مُعتادًا لهم في الحضَرِ

Ini menunjukkan bahwa puasa Arafah sudah dikenal di kalangan para Sahabat dan mereka terbiasa untuk puasa saat berdomisili/tidak bepergian." (Fath Al-Bari, 4/237).

Baca Juga: Waspada! 10 Gejala Awal Stroke yang Ringan Sering Tak Disadari, Salah satunya Muncul di Kulit Kata dr Ema

Niat puasa Arafah

Ketika hendak melakukan puasa Arafah, maka salah satu syarat sah yang harus dilakukan adalah berniat.

Ini sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim berikut.

“Sesungguhnya setiap amal perbuatan tergantung pada niatnya. Seseorang akan mendapatkan apa yang ia niati. Barangsiapa melakukan hijrah karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa melakukan hijrah karena harta yang dicari, atau karena perempuan yang dinikahi, maka hijrahnya sesuai dengan yang dituju.”

Karena puasa Arafah termasuk puasa sunnah, maka niatnya tidak harus dilakukan di waktu malam sejak Maghrib hingga terbit fajar.

Melainkan boleh dilakukan pada siang hari hingga waktu Dzuhur tiba, asalkan belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa, seperti makan, minum dan lainnya.

Selain itu, sebagaimana niat dalam ibadah lain, niat puasa Arafah harus dilakukan di dalam hati dan dianjurkan untuk diucapkan di lisan.

Baca Juga: 10 Kebiasaan Penyebab Gula Darah Tinggi yang Tak Disadari, Dikira Sehat Malah Bikin Diabetes Kata dr. Ema

Jika hanya diucapkan di lisan saja sementara dalam hati tidak berniat, maka puasanya dinilai tidak sah. Ini karena menurut para ulama, tempat niat adalah hati, bukan lisan.

Adapun niat puasa Arafah adalah sebagai berikut.

Nawaitu shauma ‘Arafata sunnatan lillaahi Ta'aala.

(Saya berniat melakukan puasa sunnah Arafah karena Allah Ta'ala).

Di antara puasa sunnah di bulan Dzulhijjah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan adalah puasa Arafah. Ini sebagaimana telah ditegaskan oleh Imam Ibnu Al-Muflih dalam kitab Al-Furu’ berikut.

“Dianjurkan puasa sepuluh hari bulan Dzulhijjah, dan yang paling dianjurkan adalah pada tanggal 9 Dzulhijjah, yaitu hari Arafah, menurut kesepakatan (ijma’) ulama.”

Keutamaan melakukan puasa Arafah

Terdapat beberapa keutamaan melakukan puasa Arafah pada 9 Dzulhijjah ini. Berdasarkan hadis dan riwayat yang disebutkan para ulama, berikut ini adalah keutamaan-keutamaan puasa Arafah.

1. Dosa setahun sebelum hari Arafah dan dosa setahun berikutnya akan diampuni oleh Allah. Ini sebagaimana telah disebutkan dalam HR. Imam Muslim dari Qatadah, dia berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda:

Baca Juga: Terkesan Biasa, Namun Tanda-tanda Ini Mengindikasi Terkena Penyakit Diabetes, kata dr. Saddam Ismail

“Puasa Arafah (9 Dzulhijjah), aku berharap kepada Allah, untuk dapat menghapuskan dosa setahun sebelumnya dan dosa setahun berikutnya. Puasa Asyura (10 Muharram), aku berharap kepada Allah, untuk dapat menghapuskan dosa setahun sebelumnya.”

2. Puasa Arafah bernilai 1.000 hari puasa di luar Arafah. Ini sebagaimana disebutkan dalam HR. Imam Al-Baihaqi, dari Sayyidah Aisyah, dia berkata:

“Rasulullah SAW pernah bersabda: (Keutamaan) puasa hari Arafah seperti puasa 1000 hari (di luar hari Arafah).”

3. Mendapatkan pahala sebagaimana pahala yang didapatkan oleh Nabi Isa as. Ini sebagaimana riwayat dari Abu Hurairah yang disebutkan dalam Kitab Nuzhah Al-Majalis wa Muntakhab Al-Nafais berikut:

“Barangsiapa yang berpuasa pada hari Arafah, maka Allah akan memberikan pahala kepadanya seperti pahala Nabi Isa alaihissalam.”

Baca Juga: 10 Kebiasaan Penyebab Gula Darah Tinggi yang Tak Disadari, Dikira Sehat Malah Bikin Diabetes Kata dr. Ema

4. Dibukakan 30 pintu kebaikan dan 30 keburukan ditutup bagi orang yang berpuasa di hari Arafah.

Ini sebagaimana disebutkan dalam riwayat dari Sayyidah Aisyah yang disebutkan dalam kitab Nuzhah Al-Majalis wa Muntakhab Al-Nafais berikut:

“Dari Nabi SAW, dia berkata: Sesungguhnya di surga ada istana yang terbuat dari mutiara, batu permata, batu zamrud, emas dan perak. Aku bertanya (Aisyah): Wahai Rasulullah, itu milik siapa? Rasulullah SAW menjawab: Milik orang yang berpuasa di hari Arafah. Wahai Aisyah, barangsiapa berpuasa di hari Arafah, maka Allah membukakan baginya 30 pintu kebaikan dan menutup baginya 30 pintu keburukan. Jika dia sudah berbuka dan minum air, maka setiap keringat di badannya memintakan ampun baginya".***

Editor: Indra Kurniawan

Tags

Terkini

Terpopuler