Pemkot Bandung Tambah Anggaran Penanganan COVID-19 di Kota Bandung Jadi Rp298,2 miliar

7 April 2020, 06:13 WIB
SEKRETARIS Daerah (Sekda) Ema Sumarna di Balai Kota Bandung, Senin (6/4/2020).* /TOMMY RIYADI/PRFM

BANDUNG,(PRFM) - Sebelumnya Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung hanya menganggarkan dana sebesar Rp75 miliar untuk penanganan COVID-19 di Kota Bandung. Namun kini anggaran tersebut kembali bertambah menjadi Rp298,2 miliar.

Demikian disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung yang juga ketua harian gugus tugas COVID-19 Ema Sumarna di Balai Kota Bandung, Senin (7/4/2020).

Ema menjelaskan, dari hasil rembug antara Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) bersama DPRD Kota Bandung memutuskan dana yang disiapkan naik menjadi Rp298,2 miliar untuk berbagai keperluan penanganan COVID-19 di kota Bandung.

Baca Juga: Pemkot Bandung Terima Bantuan APD untuk Tenaga Medis

“Di awal kami sudah utarakan bahwa ada Rp75 miliar. Berdasarkan arahan pimpinan dengan dewan, ada dukungan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) mengacu pada aturan kementerian untuk refocusing dan realokasi. Kami sudah rapat paripurna dan memutuskan ada Rp298,2 miliar untuk gugus tugas,” ungkap Ema.

Dana tersebut akan dibagi berdasarkan keperluan, yakni Rp75 miliar untuk penanganan pandemi, Rp5 miliar untuk operasional tim Gugus Tugas, dan Rp218,2 miliar untuk jaring pengamanan sosial.

"Untuk jaring pengamanan sosial ini yang sudah ditetapkan, kita sebut dengan desil 1, desil 2, desil 3, desil 4. Jumlahnya ada sekitar 137.000 KK (Kepala Keluarga). Sejumlah kurang lebih 60.000 KK sudah ditangani melalui dana dari pemerintah pusat,”paparnya

Ia juga telah menghitung keluarga-keluarga yang tidak termasuk ke dalam golongan yang diberi bantuan dari pemerintah pusat. Perhitungan itu berdasarkan data langsung yang dihimpun dari kewilayahan. Setelah aparat kewilayahan mendatanya, ada 56.568 KK jumlah tambahan.

Baca Juga: Ini Kiat Merencanakan Keuangan di Masa Pandemi Covid-19

“Kami sudah perintahkan di kewilayahan mana yang betul-betul membutuhkan. Tentu kita jangan sampai overlap sesuai arahan Pak Gubernur Jawa Barat,” imbuh Ema.

Ia menekankan, data tersebut masih dinamis sejalan dengan perkembangan kondisi di masa pandemi ini. Setidaknya, tim Gugus Tugas telah memprediksi kebutuhan untuk tiga bulan ke depan.

“Yang namanya menginventarisasi orang terdampak pandemi tidak bisa sama, jadi data ini dinamis. Namun kita bersepakat dengan prediksi linear 3 bulan ke depan, ambil angka maksimal diperkirakan 98.000 kepala keluarga. Tentu kita berharap wabah ini tidak akan berlangsung lama,” jelasnya.

Dengan 98.000 KK jumlah tambahan ini, maka ada sekitar 235.000 KK yang akan menjadi perhatian pemerintah. Saat ini, tim masih mematangkan mekanisme pembagian bantuan kepada warga, baik nominal maupun sistemnya.

“Untuk Bandung kemungkinan akan disamakan dengan Provinsi Jawa Barat yaitu Rp500.000. Tapi bentuknya masih digodok apakah uang atau barang. Kalau efektivitas sistem uang lebih mudah, nanti kita kerja sama dengan PT Pos Indonesia bagaimana cara distribusinya agar tidak berkerumun,” imbuhnya.

Selain untuk jaring pengamanan sosial, Gugus Tugas memprioritaskan penggunaan anggaran untuk penanganan wabah secara langsung. Ema mengatakan, penyediaan Alat Pelindung Diri (APD) dan penunjang alat kesehatan menjadi prioritas pertama.

Baca Juga: Tanggapi Banjir Bandung, Uu: Kalau Sodetan Cisangkuy Selesai, Banjir Bisa Teratasi

“Prioritas kita tetap pada penyediaan APD, masker, disinfektan, dan obat-obatan lain. Untuk para tenaga medis yang sedang bertugas, Pemkot sudah siapkan rumah singgah, sehingga tidak ada lagi istilah mereka tidak bisa pulang karena alasan sosial. Seandainya missal dia ODP lalu eskalasi meningkat Hotel Gino Ferucci sudah siap. Tinggal kita pikirkan logistiknya,” katanya.

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Sumber: Humas Kota Bandung

Tags

Terkini

Terpopuler