Hati-hati, 11 Hal ini Bisa Bikin Kamu Jadi Gemuk

- 7 Februari 2024, 16:15 WIB
Ilustrasi kegemukan.
Ilustrasi kegemukan. /Freepik

PRFMNEWS - Obesitas atau kelebihan berat badan adalah kondisi berat badan melebihi batas normal karena adanya penumpukan lemak berlebih di dalam tubuh.

Pada umumnya obesitas terjadi karena asupan kalori lebih banyak dibandingkan jumlah kalori yang dibakar, sehingga tubuh akan menyimpan kalori yang tidak digunakan dalam bentuk lemak.

Meskipun pola makan biasanya memainkan peran besar dalam penambahan berat badan, tetapi faktor lain—seperti stres dan kurang tidur—juga dapat berkontribusi.

Lalu, apa saja bahaya obesitas bagi kesehatan? Bisakah obesitas dicegah? Yuk, cari tahu penjelasannya pada artikel berikut.

Baca Juga: Hati-hati, 13 Kebiasaan Sepele Ini Bisa Bikin Kamu Berumur Pendek!

Apa itu Obesitas?

Obesitas adalah kondisi medis berupa berat badan di atas normal karena penumpukan lemak berlebih. Hal tersebut terjadi karena asupan kalori lebih tinggi dibandingkan dengan kalori yang digunakan. Apabila kondisi ini terjadi dalam kurun waktu lama, besar kemungkinan berat badan akan terus bertambah.

Obesitas adalah masalah kesehatan yang banyak ditemui di masyarakat Indonesia. Data Riskesdas tahun 2016 menunjukkan bahwa angka obesitas orang dewasa di Indonesia sebesar 20,7%. Angka prevalensi tersebut terlihat meningkat dari tahun 2013 yang hanya sebesar 15,4%.

Obesitas dapat meningkatkan risiko beberapa penyakit serius, seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi (hipertensi), diabetes, dan lain sebagainya. Maka dari itu, obesitas perlu ditangani sesegera mungkin.

Namun ada beberapa penyakit selain yang disebutkan di atas yang dapat menyebabkan kelebihan berat badan.

Baca Juga: Bahaya! Jangan Makan Telur Bersamaan dengan 10 Makanan dan Minuman Ini

Berikut ini daftar penyakit yang bisa bikin berat badan bertambah.

1. Hipotiroidisme

Hipotiroidisme adalah kondisi ketika kelenjar tiroid tidak memproduksi cukup hormon tiroid. Selain bisa bikin berat badan naik, tanda-tanda lain dari hipotiroidisme adalah kelelahan, kulit lebih kering, atau rambut lebih tipis.

Hormon yang dihasilkan kelenjar ini bertugas membantu mengatur metabolisme tubuh. Bila laju metabolisme menurun akibat hipotiroidisme, tubuh akan rentan gemuk.

Kondisi ini juga dapat menyebabkan penumpukan cairan di dalam tubuh, yang dapat meningkatan berat badan. Meskipun bersifat sementara, penumpukan cairan dapat membuat tubuh terlihat gemuk atau pembengkakan, istilahnya adalah gemuk air.

2. Depresi

Orang dengan depresi atau kecemasan mungkin mengalami penambahan (maupun penurunan) berat badan karena kondisi mereka atau obat yang digunakan.

Biasanya, makanan yang dikonsumsi saat depresi yakni jenis makanan berkalori tinggi dan jumlahnya tidak terkontrol. Akibatnya, tidak mengherankan bila berat badan naik secara tiba-tiba.

Selain itu, depresi dan stres terkadang membuat seseorang makan lebih dari tiga kali dalam sehari dengan jumlah yang besar. Hal inilah yang dapat memicu kenaikan berat badan secara drastis hingga bisa menyebabkan obesitas bila dibiarkan saja.

Baca Juga: Keseruan Mencoba Motor Listrik Honda EM1 e dan EM1 e:Plus di Trans Studio Mall Bandung

3. Insomnia

Kurang tidur menciptakan ketidakseimbangan hormon dalam tubuh yang menyebabkan makan berlebihan dan penambahan berat badan.

Leptin dan ghrelin adalah hormon yang mengatur nafsu makan, dan ketika kamu tidak cukup tidur, produksi hormon-hormon ini diubah sedemikian rupa sehingga meningkatkan rasa lapar.

Kurang tidur dikaitkan dengan kekurangan hormon pertumbuhan dan peningkatan kadar kortisol, yang keduanya dikaitkan dengan obesitas.

Selain itu, kurang tidur dapat mengganggu cara tubuh kamu dalam memetabolisme makanan.

Sayangnya, dampak kurang tidur terhadap berat badan tidak terbatas pada perubahan pada tingkat kimia saja.

Durasi tidur yang terbatas terbukti menyebabkan kecenderungan lebih besar untuk memilih makanan berkalori tinggi.Kalori yang dikonsumsi larut malam meningkatkan risiko penambahan berat badan.

4. Menopause

Salah satu kondisi yang bikin gemuk adalah menopause atau berhentinya fase menstruasi. Hal ini karena kurangnya hormon estrogen pada tubuh menyebabkan lemak perut lebih mudah bertambah.

Gejala menopause, seperti hot flashes, masalah tidur, dan perubahan suasana hati mungkin dapat memengaruhi pola makan sehingga mempermudah seseorang mengalami kenaikan berat badan.

Seiring bertambahnya usia, wanita banyak kehilangan massa otot sehingga mengganggu proses metabolisme dan menyebabkan penambahan berat badan.

5. Sindrom Cushing

Dilansir Webmd, kortisol atau hormon stres merupakan sesuatu yang dilepaskan tubuh sebagai respons terhadap situasi yang berat atau berbahaya.Namun, bila sistem tubuh memproduksi terlalu banyak kortisol dalam jangka waktu lama, kamu bisa mengalami sindrom Cushing.

Salah satu efek sampingnya yaitu timbunan lemak yang tidak normal di area perut dan sekitar wajah.

Kondisi ini juga dapat disebabkan oleh tumor pada kelenjar pituitari di otak, yang memicu peningkatan produksi dan pelepasan hormon adrenokortikotropik—yang memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk memproduksi kortisol.

Pertambahan berat badan, terutama di tubuh bagian atas, merupakan ciri khas sindrom Cushing.

6. Sindrom ovarium polikistik (PCOS)

Selain masalah tiroid, sindrom ovarium polikistik (PCOS) merupakan penyakit yang dapat membuat badan seseorang tampak gemuk.

Wanita dengan PCOS sering mengalami resistensi insulin di mana tubuh mereka tidak merespons insulin dengan baik. Kondisi ini membuat tubuh memproduksi lebih banyak insulin.

Kadar insulin yang berlebihan dalam darah bisa meningkatkan penyimpanan lemak, khususnya di daerah perut.

Selain itu, PCOS dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon seks, terutama peningkatan produksi androgen (hormon pria). Peningkatan hormon androgen dapat mempengaruhi distribusi lemak dalam tubuh, cenderung menyebabkan penumpukan lemak di area perut dan akhirnya berat badan naik.

Baca Juga: Wajib Coba! Ini 9 Parfum Lokal Berkualitas dan Berkelas, Wanginya Ada yang Tahan Sampai 12 Jam

7. Diabetes

Diabetes merupakan penyakit yang membuat badan gemuk. Pasalnya, kenaikan berat badan adalah efek samping yang paling sering terjadi pada orang yang memakai insulin untuk mengelola diabetes.

Insulin adalah salah satu cara mengontrol kadar gula darah penyandang diabetes. Sayangnya, beberapa dari mereka makan lebih dari yang dibutuhkan untuk mencegah gula darah rendah (hipoglikemia).

8. Sirosis hati

Sirosis hati adalah kondisi yang terjadi ketika jaringan hati normal digantikan oleh jaringan parut secara progresif. Penyebab penyakit adalah hepatitis atau alkoholisme kronis.

Kondisi ini dapat mempersulit hati memproses nutrisi yang masuk sehingga menyebabkan penumpukan cairan di perut dan berat badan naik. Kondisi ini disebut dengan asites.

Selain berat badan bertambah, gejala lainnya yaitu perut buncit, bengkak di beberapa bagian tubuh, sesak napas, masalah pencernaan, dan sakit punggung.

Pada dasarnya, berbagai penyakit di atas memang dapat membuat tubuh menjadi gemuk. Namun, kondisi ini masih bisa dikendalikan dengan mengatur pola makan sebagai pencegahan obesitas.

9. Gagal jantung kongestif

Gagal jantung kongestif, atau gagal jantung, adalah suatu kondisi jangka panjang di ketika jantung tidak dapat memompa darah dengan cukup baik untuk memenuhi kebutuhan tubuh.

Saat kamu mengalami gagal jantung, jantung tidak mampu memompa darah dalam jumlah yang cukup ke seluruh tubuh.

Ini menyebabkan berkurangnya sirkulasi dan berkurangnya aliran darah melalui ginjal, yang bertanggung jawab untuk membuang kelebihan cairan dan natrium dalam tubuh.

Ketika aliran darah melalui ginjal terganggu, ini dapat menyebabkan penumpukan cairan dan natrium.

Terkadang, edema berkembang dengan cepat. Kamu mungkin terbangun suatu hari dan melihat pembengkakan di kaki atau perut yang tidak terlihat pada malam sebelumnya.

Baca Juga: 5 Alasan Mengapa Terlalu Banyak Gula Berbahaya bagi Tubuh Anda

10. Obat-obatan

Kenaikan berat badan yang berhubungan dengan obat-obatan bisa disebabkan oleh banyak hal.Beberapa obat mungkin merangsang nafsu makan, menyebabkan kamu makan lebih banyak dan bisa menyebabkan kegemukan.

Beberapa obat mungkin memengaruhi metabolisme tubuh. Ini menyebabkan tubuh membakar kalori lebih lambat.Beberapa obat mungkin menyebabkan kamu menahan air.

Hal ini membuat berat badan bertambah meskipun kamu tidak menambah lemak.Obat-obatan lain mungkin memengaruhi cara tubuh menyimpan dan menyerap gula dan nutrisi lainnya.

Jika suatu obat menyebabkan kamu lelah atau sesak napas, kamu mungkin cenderung tidak berolahraga. Ini bisa menyebabkan berat badan bertambah.Untuk obat-obatan tertentu, para peneliti masih tidak yakin apa yang memicu penambahan berat badan.

11. Masalah ginjal

Kenaikan berat badan secara tiba-tiba atau pembengkakan pada tungkai, pergelangan kaki, atau kaki mungkin merupakan tanda penyakit ginjal. Misalnya gagal ginjal atau sindrom nefrotik.

Ginjal berfungsi menyaring produk limbah dan cairan dari tubuh. Jika rusak, kelenjar tersebut tidak dapat mengeluarkan cairan tersebut dengan baik dan tubuh dapat menahan cairan, sehingga menyebabkan penambahan berat badan.

Pada dasarnya, berbagai penyakit di atas memang dapat membuat tubuh menjadi gemuk. Namun, kondisi ini masih bisa dikendalikan dengan mengatur pola makan sebagai pencegahan obesitas.

Namun jika kamu mencurigai gejala-gejala dari penyakit yang disebutkan di atas, sebaiknya konsultasikan lebih lanjut dengan dokter untuk mendapat diagnosis dan pengobatan yang tepat. Stay safe and healthy ya gengs!***

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah