Network
PRFMNEWS - Seorang pewarta atau jurnalis dituntut untuk bisa meliput ke berbagai lokasi peliputan termasuk liputan ke alam bebas yang belum pernah diketahui. Karena itu sudah seharusnya seorang jurnalis mengetahui apa saja perlengkapan dan bagaimana perencanaan peliputan di alam bebas.
Salah seorang pegiat alam asal Bandung Galih Donikara memaparkan apa saja yang harus dipersiapkan oleh seseorang termasuk jurnalis saat akan melakukan perjalanan ke alam bebas.
"50 persen keberhasilan ada di persiapan," kata Galih saat membuka pemaparan di hadapan peserta Journalist Camp Eiger X PRMN di Arena Campervan Sari Ater, Subang, Kamis, 24 Agustus 2023.
Baca Juga: Berkat Shopee Live, Eiger Ukir Rekor Omzet 16 Kali Lipat
Alam, kata Galih mengandung bahaya dan manusia bisa mengundang bahaya. Karenanya perlu ada persiapan matang saat akan melakukan perjalanan di alam bebas.
"Alam itu berhubungan dengan kesulitan, kita berhubungan dengan kerumitan. Jadi kita harus paham dulu alam itu mengandung sekaligus mengundang bahaya," katanya.
Berkegiatan di alam bebas termasuk peliputan harus dilakukan dengan persiapan matang mulai dari teknis hingga peralatan pendukung di mana salah satunya bisa menggunakan produk dalam negeri, Eiger. Eiger telah dikenal lama sebagai salah satu produsen perlengkapan alam bebas dengan kualitas terbaik.
Baca Juga: Eiger Buka INNOVATION CHALLENGE EIGER 2023, Kesempatan untuk Eksplorasi Hal Baru
"Kalau kita mau ke alam ada bahaya. Bagaimana meminimalisir bahayanya? ya belajar, ya diskusi, ya lengkapkan perlengkapannya, penuhi perbekalannya, latihlah fisik dan mental kita," tegasnya.
Untuk persiapan fisik, pria yang pernah mendaki puncak tertinggi di dunia, yakni Gunung Everest ini menyarankan agar merutinkan latihan fisik dengan rutin berjalan kaki atau jogging untuk menguatkan otot-otot kaki.
"Persiapan itu yang menjadikan kita siap menghadapi kapanpun kegiatan atau tugas memanggil kita," jelasnya.
4 Skill yang harus dimiliki
Anggota ekspedisi 7 Summits Indonesia ini menyampaikan, setidaknya ada empat skill yang harus dikuasai seorang jurnalis yang akan melakukan peliputan di alam bebas.
"Yang pertama physical fitness skill, jadi fisik kita," terang pria yang merupakan anggota Wanadri ini.
Latihan fisik bisa dilakukan dengan membiasakan badan bergerak dalam waktu 150 menit dalam seminggu atau sekitar 25 menit per hari. Latihan fisik ini bisa dilakukan dengan berbagai macam kegiatan mulai dari lari, jogging, dan lainnya.
"Yang penting kan bugar," tegasnya.
Skill kedua adalah technical skill. "Ini kaitan ke mana kita akan melakukan kegiatan," lanjutnya.
Skill ketiga adalah human skill atau bagaimana kemampuan berinteraksi dengan orang lain yang baru di kenal di alam terbuka.
Sedangkan skill keempat adalah environment skill. "Ini tentang lingkungan di sana (alam bebas)," lanjutnya.
Baca Juga: Sandiaga Uno Apresiasi Komitmen Produksi Bahan Daur Ulang Eiger
Kegiatan liputan di alam bebas, salah satunya di lokasi bencana merupakan kegiatan yang penuh dengan risiko. Karenanya perlu ada persiapan matang guna meminimalisir risiko tersebut.
"Kalau udah jelas bahaya jangan kita undang bahayanya dengan kecerobohan karena paling bahaya itu sikap kita," urainya.
Galih menyampaikan, banyak pelajaran yang dia peroleh dari Sherpa, orang yang tinggal di wilayah pegunungan Himalaya yang selalu menekankan bahwa gunung merupakan makhluk hidup yang bisa memilih siapa saja yang berhak naik ke puncaknya.
Sehingga persiapan diri harus penting salah satunya dengan tidak memperlihatkan sifat kesombongan.
"Jadi jangan sombonglah dengan alam," kata dia.***
