Mengenal Badai Sitokin, yang Hampir Buat Deddy Corbuzier Meninggal Dunia

22 Agustus 2021, 11:31 WIB
Deddy Corbuzier kembali tampil setelah berhasil melewati masa kritis. /Foto : tangkapan layar Youtube Deddy Corbuzier/


PRFMNEWS - Pesulap sekaligus Youtuber, Deddy Corbuzier sempat menghilang selama dua pekan ke belakang. Dalam postingan instagrammya dia mengatakan istirahat dulu dari media sosial, termasuk Podcast Youtube-nya.

Kemudian pada hari ini, Minggu 22 Agustus 2021, Deddy kembali muncul dalam Podcast Deddy Corbuzier. Ia menceritakan selama dua minggu terakhir dirinya terpapar Covid-19 dan hampir meninggal dunia.

"Saya sakit, saya kritis dalam waktu tiga hari dan ada kemungkinan besar meninggal," kata Deddy di awal video Podcast Deddy Corbuzier.

Baca Juga: Hilang 2 Minggu dari Podcast, Deddy Corbuzier Ceritakan Pengalaman Hampir Meninggal Dunia

Kondisi kritis itu diakibatkan badai sitokin. Anehnya, ia mengalami badai sitokin setelah dinyatakan negatif Covid-19.

Deddy saat itu cukup terkaget karena dari sepengatahuannya, badai sitokin ini dampak terparahnya adalah bisa menyebabkan orang meninggal dunia.

"Saya agak kaget ketika dibilang badai sitokin karena badai sitokin ini membuat orang meninggal," ucapnya.

Baca Juga: Ayo! Ikuti Vaksinasi Massal di Masjid Terapung Al-Jabbar Gedebage 23-29 Agustus, Klik Link Daftarnya di Sini

Lantas apa yang dimaksud dengan badai sitokin?

Badai sitokin mengacu pada kondisi medis yakni sistem imun tubuh memproduksi terlalu banyak sinyal peradangan dan bisa menyebabkan kegagalan organ hingga kematian.

Mengutip verywellhealth.com, badai sitokin bukan suatu penyakit, melainkan kondisi medis serius yang bisa muncul akibat beberapa penyebab.

Secara garis besar, badai sitokin adalah respons imun yang berlebihan sehingga dapat menyebabkan masalah serius. Sistem kekebalan mengandung banyak komponen berbeda yang membantu Anda melawan infeksi atau virus.

Baca Juga: OMAT, Fitur Pikobar untuk Pasien Isoman di Jabar Pinjam Tabung Oksigen

Berbagai jenis sel yang membantu melawan infeksi melalui molekul sinyal ini yang dinamakan 'sitokin'.

Dalam keadaan normal, sitokin ini membantu mengoordinasikan respons sistem kekebalan tubuh untuk menangani virus atau bakteri. Masalahnya, terkadang respons imun bisa berlebihan dan ini bukan hal yang baik.

Kadang-kadang tubuh memproduksi terlalu banyak sitokin inflamasi dan tidak sitokin yang memodulasi peradangan tidak mencukupi. Sitokin inflamasi mulai "menyerbu" di luar kendali, tanpa umpan balik yang cukup dari sitokin anti-inflamasi.

Baca Juga: Pemkot Bandung: Percepat Vaksinasi untuk Kembali Gelar Pembelajaran Tatap Muka

Pada orang yang mengalami sindrom badai sitokin, sitokin tertentu hadir dalam darah dalam jumlah yang lebih tinggi dari normal.

Sedangkan pada pasien Covid-19, peningkatan beberapa sitokin inflamasi mengakibatkan pengembangan gangguan pernapasan akut, ini jadi penyebab utama kematian pada orang yang berurusan dengan penyakit Covid-19.

Para ilmuwan masih bekerja untuk memahami penyebab pasti terjadinya badai sitokin, tapi untuk saat ini ada beberapa jenis masalah kesehatan yang bisa menimbulkan badai sitokin.

Beberapa jenis masalah kesehatan itu di antaranya Sindrom Genetik, Infeksi, Penyakit Autoimun, efek samping dari terapi medis seperti leukimia, dan Covid-19.

Adapun beberapa gejala yang ditemukan saat seseorang mengalami badai sitokin adalah sebagai berikut:

- Demam dan kedinginan
- Kelelalahan
- Pembengkakan eskteremitas
- Mual dan muntah
- Sakit otot dan sendi
- Sakit kepala
- Ruam
- Batuk
- Sesak napas
- Napas cepat
- Kejang
- Tremor
- Kesulitan menyeimbangkan gerakan
- Kebingungan dan halusinasi
- Lesu dan respons yang buruk.***

Editor: Rizky Perdana

Tags

Terkini

Terpopuler