“Berkurang 50 persen. Jadi lengkaplah sudah. Penumpang berkurang, kondisi Terminal tidak layak, dan kami tidaj memiliki anggaran untuk renovasi besar. Yang bisa kami lakukan sekarang hanyalah pemeliharaan rutin saja, menjaga agar fungsi Terminal ini tetap berlangsung,”ujarnya.
Di tempat yang sama, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Wilayah III Dishub Jabar, M. Dani Fulthon menjelaskan, alih kelola Terminal tipe B dari pemerintah Kabupaten/Kota yang di amanatkan Pemerintah Pusat dan Gubernur Jawa Barat, memang tidak berjalan mulus.
Baca Juga: Sebuah Mobil Masuk Jurang di Lembang Karena Pengemudi Diduga Tak Tahu Jalan Saat Menuju Maribaya
Hal ini pula yang mengakibatkan revitalisasi Terminal menjadi terhambat. Padahal, Dani mengatakan, rencana Dishub Jabar menjadikan Terminal bis sebagai muka estetika kabupaten/kota, sudah ditargetkan sejak 2017 lalu.
“Belum bisa apa-apa kita kalau aset belum serah terima. Sementara perbaikan dan pemeliharaan yang sudah di anggarkan, terkena refokusing anggaran karena covid. Awalnya setiap UPTD termasuk Wilayah III ini dari tiga terminal terminal Tipe B Singaparna, Pangandaran, dan Pameungpeuk di jadwalkan di renovasi. Namun kondisi eksisting memaksa rencana ini tertunda,” jelas Dani.
Baca Juga: Libur Cuti Bersama, Ini Lokasi Rawan yang Diwaspadai Dishub Jabar
Saat ini pihaknya hanya bisa melakukan perbaikan dan pemeliharaan rutin saja agar fungsi terminal tetap beroperasi. Pasalnya, untuk membangun terminal menjadi lebih baik dan layak, dibutuhkan dana yang cukup besar, hingga miliaran rupiah. Namun, pandemi Covid-19 memaksa semua pos anggaran yang telah di rencanakan sebelumnya, harus bergeser ke penanganan dampak wabah tersebut.
“Kami berharap sih tahun depan dari tiga terminal itu, ada satu yang bisa di revitalisasi. Tentunya ini pun dengan asumsi persoalan alih kelola dan serah terima aset tidak lagi terkendala,” pungkas Dani.***