New Normal, Masyarakat Indonesia Agak Sulit Diajak Disiplin Tinggi

- 23 Mei 2020, 10:51 WIB
Wali Kota Bogor Bima Arya memantau kondisi Pasar Kebon Kembang, Kota Bogor, Minggu (17/5/2020). Sepekan menjelang Lebaran, kondisi pasar penuh sesak oleh pembeli baju dan aksesoris.*
Wali Kota Bogor Bima Arya memantau kondisi Pasar Kebon Kembang, Kota Bogor, Minggu (17/5/2020). Sepekan menjelang Lebaran, kondisi pasar penuh sesak oleh pembeli baju dan aksesoris.* /Dok. Perumda Pasar Pakuan Jaya /

BANDUNG, (PRFM) – Wakil Wali Kota Bogor, Dedie Abdu Rachim menilai karakteristik masyarakat Indonesia cenderung sulit untuk diminta disiplin tinggi. Sehingga pemerintah khususnya pusat diminta menerapkan langkah kuratif (pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit).

Hal itu dikatakan Dedie menanggapi pemerintah pusat yang mewacanakan menerapkan tatanan kehidupan baru atau new normal di tengah pandemi Covid-19. Dalam new normal Dedie menyebut sisi medis hingga masyarakat harus betul-betul siap.

“Saya melihat, karakteristik masyarakat Indonesia agak sulit diajak disiplin tinggi. Satu-satunya jalan, pemerintah itu harus menyiapkan sisi kuratif,” jelasnya saat on air di Radio PRFM 107,5 News Channel, Sabtu (23/5/2020).

Baca Juga: Seperti di Bandung, Pasar-Pasar di Bogor Dipadati Pembeli Jelang Idulfitri

Ia menambahkan, jika resiko yang dihasilkan akibat masyarakat tidak terlalu tertib tinggi, maka pada akhirnya pemerintah harus menyiapkan segala hal yang berkaitan dengan medis.

”Artinya, kalau memang nanti ada resiko setelah kondisi masyarakat tidak terlalu tertib ini menghasilkan sebuah jumlah paparan yang tinggi, pada akhirnya pemerintah harus menyiapkan sisi medis,” paparnya.

Menurutnya, pemerintah harus mengalokasikan anggaran untuk mempersiapkan langkah kuratif.

Baca Juga: Kemendagri: Pelaksanaan Pilkada Serentak Tantangan di Tengah Pandemi

“Pemerintah harus mengalokasikan anggaran, sumber daya untuk menyiapkan sisi kuratif tadi. Kalau misalnya terjadi lonjakan pasien itu bagaimana?,” papar Dedie.

Terlebih dari sisi lainnya seperti pendidikan pun akan terdampak jika pemerintah menerapkan langkah kuratif.

“Banyak sekali yang harus disiapkan, selama vaksin Covid-19 ini belum ditemukan. Ini menjadi pr bersama. Sebaiknya sih kalau menurut saya, kebijakan ini disiapkan oleh pemerintah pusat. Sehingga turunannya ke bawah sama,” jelasnya.

Baca Juga: Tidak Bisa Mudik Lebaran, Ini Tips Tetap Bahagia dari Pusat Konseling Unpad

Karenanya, ia lebih memilih untuk menerapkan strategi pencegahan penyebaran Covid-19. Di antaranya dengan cara, PSBB, meningkatkan kedispilinan masyarakat, dan lain sebagainya.

“Bebannya ke petugas medis lagi, kemudian rumah sakit harus disiapkan. Sementara seharusnya idealnya pencegahan, seperti PSBB, meningkatkan kedisiplinan masyarakat, gotong royong, dan sebagainya,” ungkap dia.

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x