Berisiko, DPR Minta Pembangunan Jalan Lintas Kecamatan di Garut Dihentikan

- 9 Maret 2020, 16:57 WIB
AKTIVIS lingkungan yang tergabung dalam Konsorsium Penyelamatan Cikuray berunjuk rasa di depan Kantor DPRD Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa (3/3/2020).*
AKTIVIS lingkungan yang tergabung dalam Konsorsium Penyelamatan Cikuray berunjuk rasa di depan Kantor DPRD Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa (3/3/2020).* /ANTARA

BANDUNG, (PRFM) - Wakil Ketua Komisi IV DPR Dedi Mulyadi meminta pembangunan jalan lintas kecamatan di Garut, Jawa Barat, yang melewati hutan lindung di Gunung Cikuray, agar dihentikan. Sebab, pembangunan jalan yang menghubungkan Kecamatan Cilawu dan Banjarsari itu menimbulkan banyak risiko.

Pernyataan itu disampaikan Dedi menjawab surat dari Konsorsium Penyelamatan Cikuray yang mengadukan kerusakan hutan lindung akibat pembangunan jalan lintas kecamatan.

Dedi menyebut, pembukaan jalur itu bisa menimbulkan kerusakan hutan dan ekosistem di dalamnya. Sebab, dengan adanya jalan itu maka akses untuk pembalakan liar dan penangkapan hewan langka yang dilindungi semakin mudah.

"Selain itu, pembukaan jalan itu mengakibatkan risiko tumbuhnya bangunan di areal hutan secara tak kendali yang pada akhirnya berdampak pada kerusakan ekosistem dan konservasi," ujar Dedi melalui sambungan telepon, Senin (9/2/2020).

Dampak lebih jauh dari pembukaan jalan itu, lanjut Dedi, adalah munculnya berbagai bencana alam. Di antaranya bencana krisis air karena sumbernya hilang. Lalu kekeringan, banjir, longsor dan puting beliung.

"Puting beliung terjadi karena hilangnya hutan, maka angin tak bisa dipecah. Sebab, yang mampu memecah angin adalah pohon dan bambu," kata Dedi.

Dirinya mengatakan, resiko-resiko ini harus jadi pertimbangan utama dalam sebuah kebijakan pemerintah daerah. Apalagi jika pembangunan itu belum mengantongi izin dan Amdal, maka sebaiknya dihentikan.

Dedi mengatakan, kalau melihat falsafah di Jawa Barat, disebutkan bahwa Prabu Siliwangi itu hilang di hutan Sancang, Garut. Prabu Siliwangi merupakan simbol penting di masyarakat Sunda.

"Artinya dari sisi perdaban sejarah Sunda, Garut itu harapan terakhir dari tata kelola ekosistem di tanah Sunda, sehingga sebaiknya pembangunan tersebut (jalan lintas) dikaji kembali," katanya.

Halaman:

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x