Meski Kasus Covid-19 di Garut Meningkat Signifikan, Pembatasannya Tak Akan Seketat Bandung

- 18 Juni 2021, 17:26 WIB
 Bupati Garut Rudy Gunawan, saat memimpin Rapat Masa Darurat Covid-19, di Ruang Pamengkang Pendopo Garut, Sabtu malam 19 September 2020, bersama unsur Forkopimda dan jajaran Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Garut.*
Bupati Garut Rudy Gunawan, saat memimpin Rapat Masa Darurat Covid-19, di Ruang Pamengkang Pendopo Garut, Sabtu malam 19 September 2020, bersama unsur Forkopimda dan jajaran Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Garut.* /Deni Septyan/Diskominfo Garut

PRFMNEWS – Bupati Garut Rudy Gunawan menyampaikan pihaknya bakal menerapkan kembali sejumlah langkah guna memutus penyebaran Covid-19 di wilayahnya.

Salah satunya adalah melakukan pembatasan pada kegiatan perkawinan dan kegiatan masyarakat lainnya. Kendati demikian, pembatasan ini tak akan seketat aturan di Bandung Raya.

Hal itu disampaikan Bupati Garut saat diwawancarai awak media seusai melaksanakan silaturahmi dengan Kapolres baru, AKBP Wirdhanto Hadicaksono, di Ruang Pamengkang, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Kamis 17 Juni 2021.

"Ada pembatasan lagi besok kita putuskan tapi karena kita masih zona orange, maka kita tidak ada pembatasan radikal seperti Kota Bandung, di Garut ini hanya 25% nah kalau ada di kita di zona merah, semua kegiatan termasuk perkawinan (dibatasi)," ujarnya.

Baca Juga: Mo Rashid Diklaim Bisa Penuhi Ekspektasi Bobotoh Persib

Ia menegaskan, di Kabupaten Garut masih diperbolehkan melangsungkan pernikahan, namun setiap acara pernikahan akan dijaga ketat oleh personil Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan polisi, agar tidak terjadi pelanggaran protokol kesehatan di lokasi acara.

"Sekarang ini (resepsi) perkawinan boleh, tetapi akan dijaga ketat oleh Satpol PP dan polisi, tetapi kapasitasnya tidak boleh banyak kita akan kirimkan Satpol PP terutama ke WO (Wedding Organizer) disiplin, mohon disiplin jadi kalau seren sumeren (prosesi akad nikah) jangan terlalu lama," ucapnya.

Bupati Garut mengungkapkan salah satu alasan terjadinya lonjakan kasus di Garut, karena pihaknya banyak melakukan rapid test antigen di wilayah-wilayah yang terindikasi memiliki penyebaran yang cukup masif. 

Baca Juga: Pemerintah Geser Libur Tahun Baru Islam dan Maulid Nabi Serta Hapus Cuti Bersama Natal

"Yang kedua memang kita ada peningkatan karena Garut jujur saya beli antigen aja 20 ribu jadi kami ingin misalnya sekarang kejadian di Cisompet, di Pakenjeng dan lain-lain kami melakukan proses antigen, kemarin hampir 400 lonjakannya itu termasuk beberapa Puskesmas karena kami diantigen, saya tidak mau mengambil risiko semua diantigen seperti itu," ungkap Bupati Garut.

Ia menuturkan Pemkab Garut melakukan banyak rapid test antigen agar orang-orang yang positif Covid-19 namun tidak bergejala tidak berkeliaran dan merugikan orang lain setelah mengetahui hasil dari tes tersebut.

"Kita kan diminta mereka ada di rumah sebenarnya tau dia positif jadi dia harus memahami tidak boleh merugikan orang lain, jadi kalau tidak diantigen dia tidak tau OTG berjalan ke sana kesini berjalan-jalan, jujur lebih efektif (memperbanyak swab)," pungkasnya.***

Editor: Haidar Rais

Sumber: garutkab.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah