[Bagian 1] Bandara Nusawiru, Hidup Segan Mati Pun Enggan

- 4 April 2021, 10:58 WIB
Pintu masuk bandara Nusawiru, Pangandaran.
Pintu masuk bandara Nusawiru, Pangandaran. /Tommy Riyadi-PRFM

PRFMNEWS - Anda mungkin pernah mendengar nama Bandara Nusawiru. Ya, Bandara yang berada di Dusun Kalensari, Desa Kondang Jajar, Kecamatan Cijulang Kabupaten Pangandaran ini sejatinya memiliki peran yang sangat strategis bagi perkembangan wilayah selatan Jawa Barat.

Meski hanya memiliki luas area 60 Ha, sangat jauh jika dibandingkan dengan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Majalengka, namun letaknya yang sangat strategis di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pangandaran, menjadikan Bandara Nusawiru memiliki potensi yang sangat besar untuk berkembang.

Sayangnya, bandara yang diresmikan pada bulan Agustus 1996 oleh Menteri Perhubungan saat itu, Hariyanto Dhanutirto, bak permata yang tertutup lapisan lumpur tebal. Bahkan kesan hidup segan mati pun enggan begitu melekat kuat di Bandara milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar ini.

Baca Juga: Libur Paskah 2021, PHRI Sebut Keterisian Hotel di Jawa Barat Tinggi dan Bisa Capai 100 Persen

Baca Juga: Waspada! Gelombang Tinggi di Pesisir Selatan Jawa Barat yang Berpotensi Terjadi Hingga 4 Meter Lebih

Kondisi yang memprihatinkan ini sudah berlangsung sejak lama, dan di perparah lagi saat badai pandemi menghantam negeri dalam setahun terakhir ini. Kesan muram Bandara Nusawiru akan sangat terlihat jelas pada sore menjelang malam hari.

Kepala Bandara Nusawiru, Hendra Gunawan, saat ditemui di lokasi, Minggu 4 April 2021 menuturkan, dari aspek infrastruktur dan fasilitas Bandara sesungguhnya cukup baik dan sangat siap melayani penumpang. Namun di tengah pandemi saat ini, praktis aktivitas penerbangan di Bandara hanya digunakan untuk siswa penerbangan.

“Secara umum Bandara Nusawiru sebenarnya sudah sangat siap melayani penumpang. Tapi sekarang aktivitas penerbangan hanya di dominasi pesawat latih bagi siswa penerbangan saja,” ungkap Hendra.

Baca Juga: BMKG: Hujan di Sore Nanti Berpeluang Terjadi di Seluruh Penjuru Bandung

Hendra menambahkan, meski sepi penerbangan namun operasional Bandara tetap berjalan. Ada sekira 40 orang staf, mulai dari petugas pemantau menara daru Airnav, dari Dishub Jabar, hingga satuan pengamanan Bandara, tetap bekerja setiap harinya.

“Bandara tetap beroperasi dari jam 6 pagi sampai menjelang malam. Kita tetap melaksanakan protap ini, termasuk hari Minggu dan hari libur nasional,” tuturnya.

Pesawat yang hendak lepas landas di Bandara Nusawiru, Pangandaran.
Pesawat yang hendak lepas landas di Bandara Nusawiru, Pangandaran. Tommy Riyadi-PRFM

Untuk memenuhi kebutuhan operasional, Hendra menjelaskan hingga kini anggaran operasional Nusawiru bersumber dari APBD Jawa Barat melalui Dishub Jabar. Dibutuhkan sekira Rp.4 miliar dana operasional untuk pemeliharaan Bandara.

“Biaya operasional Bandara, untuk listrik saja rata-rata 30 juta per bulan, yang di ambil dari anggaran Dishub jabar. Pemeliharaan runway, terakhir 6 miliar untuk overlay landasan. Biaya pemeliharaan Bandara setiap tahun sekira 10 miliar,”jelas Hendra.

Baca Juga: Link Streaming MotoGP Doha Qatar: Pebalap ‘Rookie’ Mulai Balapan dari Pole Position

Sumber pendapatan Bandara sendiri selama ini didapat dari retribusi penyewaan parkir pesawat.

“Sementara pendapatan dari retribusi penyewaan parkir pesawat, Landing Fee, Remind Open Night (RON) Fee, atau biaya menginap pesawat, setahun sekira 1 miliar,” kata Hendra.

Perlu di ketahui, sejumlah pesawat latih milik sekolah penerbangan dan juga maskapai penerbangan Susi Air milik mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) RI, Susi Pudjiastuti, memang parkir di Bandara Nusawiru.

Sejummlah pesawat yang terparkir di Bandara Nusawiru, Pangandaran.
Sejummlah pesawat yang terparkir di Bandara Nusawiru, Pangandaran. Tommy Riyadi-PRFM

Hendra menambahkan, eksistensi Bandara Nusawira saat ini sangat bergantung kepada perkembangan sektor pariwisata di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pangandaran. Sebab, saat inu Bandara hanya mejadi fasilitas penunjang untuk sektor ini.

“Idealnya Nusawiru ini bisa menunjang KEK Pangandaran. Fasilitas Bandara sudah memungkinkan. Kami pun berharap ada semacam survey demand penumpang dengan tujuan Pangandaran dan wilayah selatan. Misalnya uji coba dulu pakai pesaway ATR dengan biaya murah,” kata Hendra.

Editor: Haidar Rais


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x