Kebutuhan Kedelai Indonesia Bergantung pada Impor, HKTI Jabar Beberkan Alasannya

- 2 Januari 2021, 22:31 WIB
Ilustrasi kedelai.
Ilustrasi kedelai. /Pixabay/Jing

PRFMNEWS - Indonesia mengimpor kacang kedelai yang merupakan bahan baku pembuatan tahu dan tempe dari Amerika Serikat (AS).

Hal itu dilakukan lantaran budidaya kedelai tidak cocok di Indonesia yang merupakan negara tropis.

Demikian disampaikan Ketua Harian DPD Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Barat (Jabar) Entang Sastraatmadja saat On Air di Radio PRFM 107.5 News Channel, Sabtu 2 Januari 2021.

Entang mengatakan, budidaya kedelai hanya cocok di negara subtropis, seperti Amerika Serikat (AS).

"Kita harus sadari bahwa kedelai itu cocok di negara tertentu, di kita tidak cocok. Karena kita kan hanya punya dua musim (tropis)," kata Entang.

Baca Juga: 10 Kecamatan Penyumbang Kasus Aktif Corona Terbanyak di Kota Bandung per 2 Januari 2021

Baca Juga: Gawat! Angka Kematian Tenaga Kesehatan Akibat Covid-19 di Indonesia Paling Tinggi di Asia

Baca Juga: Pengrajin Berproduksi Lagi, Senin Esok Harga Tahu Tempe di Kota Bandung Disebut Bakal Naik

Dikatakannya, Indonesia bisa saja membudidayakan kedelai, namun kualitasnya tidak sebagus dari AS.

"Kalau kita ingin punya kedelai seperti dari AS itu mimpi di siang bolong. Kalau hasilkan kedelai yang kecil-kecil ya bisa, tapi itu kurang disukai mereka pembuat tahu tempe," katanya.

Ditanya apakah teknologi pertanian bisa membantu dalam budidaya kedelai, Entang mengatakan bahwa dalam skala penelitian bisa.

Namun jika berbicara skala masal, belum bisa lantaran membutuhkan ketelatenan dalam pertanian kedelai.

"Sedang kita paham masyarakat belum terbiasa dengan persoalan budidaya kedelai, karena kalau harganya tidak terlalu menguntungkan, petani tidak akan membudidayakannya," pungkasnya.***

Editor: Rian Firmansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x