Gawat! Angka Kematian Tenaga Kesehatan Akibat Covid-19 di Indonesia Paling Tinggi di Asia

- 2 Januari 2021, 20:35 WIB
Ilustrasi Perayaan Hari Pahlawan 2020 di tengah pandemi Covid-19, Tenaga Kesehatan layak disebut sebagai Pahlawan.
Ilustrasi Perayaan Hari Pahlawan 2020 di tengah pandemi Covid-19, Tenaga Kesehatan layak disebut sebagai Pahlawan. /ANTARA/Fauzan


PRFMNEWS – Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) merilis data yang menyebutkan bahwa angka kematian tenaga medis dan kesehatan akibat Covid-19 di Indonesia adalah yang paling tinggi di Asia, dan 5 besar di seluruh dunia.

Pada Desember 2020 saja, tercatat ada 52 dokter yang meninggal dunia akibat Covid-19, tertinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya.

"Angka ini naik hingga lima kali lipat dari awal pandemi," ungkap Tim Mitigasi PB IDI, Dr Adib Khumaidi, SpOT dalam keterangan pers, Sabtu 2 Januari 2021.

Baca Juga: Risma Minta Anak Jalanan di Mojokerto Jauhi Barang Haram Ini: Jangan Sampai Terlibat!

Baca Juga: Pengrajin Berproduksi Lagi, Senin Esok Harga Tahu Tempe di Kota Bandung Disebut Bakal Naik

Sejak Maret hingga akhir Desember 2020, tercatat 504 tenaga kesehatan meninggal dunia akibat Covid-19, dengan 252 di antaranya adalah dokter, 171 perawat, 64 bidan, 7 apoteker, dan 10 tenaga laboratorium medik.

IDI merinci, dari 252 dokter tersebut, 15 di antaranya dokter gigi, 101 dokter umum (4 guru besar), 131 dokter spesialis (termasuk 7 guru besar), serta 5 residen, yang keseluruhannya berasal dari 25 IDI Wilayah (provinsi) dan 102 IDI Cabang (kabupaten/kota).

Kenaikan jumlah kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan ini kata Adib, merupakan salah satu dampak dari akumulasi peningkatan aktivitas dan mobilitas yang terjadi belakangan ini seperti berlibur, Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah), dan aktivitas berkumpul bersama teman dan keluarga yang tidak serumah.

Meski pemerintah sudah menyiapkan vaksin yang akan diberikan secara gratis kepada masyarakat Indonesia secara bertahap, namun bukan berarti vaksin tersebut dapat menjadi obat Covid-19.

"Vaksin dan vaksinasi adalah upaya yang bersifat preventif dan bukan kuratif. Meski sudah ada vaksin dan sudah melakukan vaksinasi, kami mengimbau agar masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan dengan ketat karena risiko penularan saat ini berada pada titik tertinggi di mana rasio positif Covid-19 pada angka 29,4 persen," kata Adib.

Baca Juga: Penjaga Gawang Persib Bandung Pilih Main Game untuk Isi Waktu Luang saat Jeda Kompetisi

Baca Juga: Breaking News! Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa Positif Corona

Menurut dia, situasi akan bisa menjadi semakin tidak terkendali jika masyarakat tidak membantu dengan meningkatkan kepatuhan terhadap protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan).

"Selain itu, kami juga mengingatkan kepada pemerintah dan pengelola fasilitas kesehatan agar memperhatikan ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi para tenaga medis dan kesehatan, serta juga memberikan tes rutin untuk mengetahui status kondisi kesehatan terkini para pekerja medis dan kesehatan," pinta Adib.

Perlindungan bagi tenaga medis dan kesehatan dikatakan Adib adalah mutlak diperlukan.

Pasalnya dalam situasi masyarakat yang abai protokol kesehatan dan seharusnya berada di garda terdepan dalam penanganan pandemi ini, para tenaga medis dan kesehatan kini bukan hanya menjadi garda terdepan tapi juga benteng terakhir.***

Editor: Rian Firmansyah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x