BPOM Pastikan Produk Indomie Rasa Ayam Spesial di Indonesia Aman untuk Dikonsumsi

- 28 April 2023, 18:15 WIB
'Indomie: Rasa Ayam Spesial’ dari Indonesia dan 'Ah Lai White Curry Noodles’ dari Malaysia ditarik dari markat Taiwan karena mengandung zat berbahaya.
'Indomie: Rasa Ayam Spesial’ dari Indonesia dan 'Ah Lai White Curry Noodles’ dari Malaysia ditarik dari markat Taiwan karena mengandung zat berbahaya. /Dokumentasi Departemen Kesehatan Taipei/ Focus Taiwan/

Codex merupakan organisasi yang dibentuk oleh FAO dan WHO dengan tujuan untuk melindungi kesehatan konsumen dan menjamin perdagangan internasional yang jujur.

Baca Juga: Keren! Siomay Indonesia Masuk Daftar 10 Besar Best Dumplings in the World

Dengan demikian, kadar 2-CE yang terdeteksi pada sampel mi instan di Taiwan sebesar 0,34 ppm, masih jauh di bawah BMR 2-CE di Indonesia dan di sejumlah negara lain, seperti Amerika Serikat dan Kanada.

“Oleh karena itu, di Indonesia produk mi instan tersebut aman dikonsumsi, karena telah memenuhi persyaratan keamanan dan mutu produk sebelum beredar,” kata Noorman dalam keterangannya yang dikutip PRFMNEWS dari ANTARA, 28 April 2023.

Sampai saat ini, Codex sebagai organisasi standar pangan internasional belum mengatur batas maksimal residu EtO. Beberapa negara pun masih mengizinkan penggunaan EtO sebagai pestisida.

Meski demikian, BPOM tetap melakukan langkah mitigatif untuk melindungi kesehatan masyarakat terhadap temuan berulang pada produk sejenis.

BPOM telah menerbitkan Keputusan Kepala BPOM 229/2022 tentang Pedoman Mitigasi Risiko Kesehatan Senyawa Etilen Oksida.

Keputusan tersebut sebagai upaya proaktif pemerintah memberikan perlindungan masyarakat dan acuan bagi pelaku usaha untuk segera melakukan mitigasi risiko.

Kemudian, BPOM juga melakukan sosialisasi/pelatihan secara berkala kepada asosiasi pelaku usaha dan eksportir produk pangan termasuk eksportir ke Taiwan, terkait dengan peraturan terbaru yang berlaku di negara tujuan ekspor.

Berikutnya, BPOM mengusulkan EtO dan 2-CE sebagai priority list contaminant for evaluation by Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JECFA).

Halaman:

Editor: Rizky Perdana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x