Network
BANDUNG,(PRFM) - Kasus virus Corona di Amerika Serikat (AS) kian mengkhawatirkan.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengumumkan jumlah terkini virus Corona pada Selasa (9/6/2020) kemarin mencapai 1.956.421 kasus.
Menurut CDC, dari total kasus konfirmasi positif, tercatat sampai Selasa kemarin 110.925 kematian.
Karlina Amkas dari Voice of America (VOA) Indonesia menyampaikan total kematian akibat Covid-19 di Amerika Serikat diperkirakan mencapai 145 ribu pada awal Agustus nanti.
"Angka tersebut bisa dicapai atau bahkan terlewati," kata Karlina saat On Air di Radio PRFM 107.5 News Channel, Rabu (10/6/2020).
Baca Juga: Terbitkan Revisi Permenhub, Kemenhub Atur Ulang Kapasitas Penumpang
Menurut Karlina, 19 negara bagian melaporkan jumlah kasus meningkat dan di beberapa tempat melonjak.
Ada dua alasan yang membuat kasus Corona di Amerika Serikat tak terbendung.
Pertama adalah adanya aksi demonstrasi terkait kematian George Floyd yang berlangsung dua pekan terakhir.
Kedua, banyak negara bagian yang melonggarkan aturan karantina secara dini.
"Misal di negara bagian Georgia yang telah melonggarkan aturan karantina secara dini, walaupun beberapa walikota tidak setuju, tapi gubernur nekat harus buka karena tercekik keuangan," kata Karlina.
"Biasanya negara-negara bagian yang melakukan (pelonggaran karantina) itu agar terhindar dari kebangkrutan,".
Baca Juga: Disdukcapil Kota Bandung Optimalkan Pelayanan Online
"Sekarang Georgia jadi salah satu negara bagian yang melaporkan jumlah kasus Corona meningkat," katanya.
Negara bagian lain yang melaporkan mengalami lonjakan kasus adalah Texas. Di negara bagian tersebut terjadi lonjakan kasus disebabkan akhir pekan lalu beberapa tempat hiburan keluarga kembali buka.
"Di Orlando, disana kan terkenal sama taman-taman hiburan untuk keluarga, ada Universal Orlando, Seaworld Orlando, Disney Word. Beberapa sudah buka kembali," katanya.
Baca Juga: FAGI Nilai PPDB Jabar 2020 Minim Sosialisasi
Para pakar kesehatan Amerika Serikat semakin khawatir akan virus Corona ini, kata Karlina.***
