Pemkot Bandung Terapkan Sistem Inovasi Sampah Organik Jadi Makanan, Non Organik Bisa Jadi Uang atau Emas

- 8 Februari 2023, 14:40 WIB
Truk compactor untuk angkut sampah di Kota Bandung, Jumat 16 Desember 2022.
Truk compactor untuk angkut sampah di Kota Bandung, Jumat 16 Desember 2022. /Diskominfo Kota Bandung

Di titik kumpul dilakukanlah pengolahan skala RW dengan bantuan warga melalui PKK, LPM, Karang Taruna, PIPPK. Hasilnya akan menjadi kompos dan maggot.

Kompos ini selanjutnya dengan kolaborasi bersama perangkat daerah lain digunakan untuk pupuk lahan pertanian organik dan tanaman bahan pangan di halaman rumah dalam program Buruan Sae.

Hingga hasil akhirnya berupa sayur-sayuran yang tentu dapat dikonsumsi sebagai makan sehat dan bergizi.

Untuk maggot, digunakan sebagai pakan hewan ternak unggas milik warga termasuk ikan. Melalui kerja sama antardaerah juga dengan pihak swasta, hasil ternak ikan di Perikanan Terpadu Pataruman bisa menghasilkan ikan nila organik.

Sementara sampah organik yang berada di TPS Terpadu akan diolah menjadi bubur organik melalui mesin khusus untuk dijadikan maggot, yang dilakukan bekerja sama dengan pihak swasta dan komunitas (Paguyuban Pegiat Maggot, Gudang Maggot Pataruman, Komunitas Golden Maggot, dan lain-lain).

Baca Juga: Mengintip Keseruan Pengelolaan Sampah di Sekolah Kang Pisman di Kota Bandung

Maggot tersebut pun memiliki fungsi serupa yakni untuk pakan hewan ternak unggas dan ikan yang selanjutnya juga melalui kerja sama antardaerah dan pihak swasta dapat menjadi sumber bahan pangan hewani.

Setor sampah ke Bank Sampah

Sedangkan untuk sampah non organik, warga bisa terlebih dahulu memilahnya dari sampah rumah tangga dan memilih yang dapat ditabung ke bank sampah.

Jenis sampah anorganik yang bisa dibawa ke bank sampah antara lain, ember, kemasan produk berbahan dasar plastik atau kaleng, botol air mineral, gelas air mineral, kardus, dan lainnya.

Halaman:

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x