Warga Kota Bandung Inginkan Moda Angkutan Massal Lain, Bukan Hanya BRT

- 22 September 2022, 21:22 WIB
ilustrasi Bus Rapid Transit (BRT).
ilustrasi Bus Rapid Transit (BRT). /prfmnews

PRFMNEWS - Pemerintah Kota Bandung maupun Provinsi Jawa Barat terus mengembangkan transportasi massal guna mengurangi kemacetan. Saat ini, transportasi massal berbasis roda seperti Trans Metro Pasundan (TMP) dan Trans Metro Bandung (TMB) yang jadi pilihan.

Terbaru, Pemkot Bandung berencana menyiapkan Bus Rapid Transit (BRT) untuk menambah kekuatan TMB dan TMP yang sudah beroperasi. Tak tanggung-tanggung, biaya yang bersumber dari APBN dan Bank Dunia tersebut untuk proyek BRT kota Bandung dan Kota Medan disiapkan hingga Rp3,2 triliun.

Namun ternyata moda angkutan massal berbasis roda kurang diminati warga dengan alasan, tidak adanya kepastian waktu tempuh ke tempat tujuan karena kemacetan. Pasalnya, lajur yang digunakan pun beririsan dengan lajur kendaraan pribadi.

Baca Juga: Ginjal Bermasalah Bisa Sembuh dengan Akar yang Satu Ini, Kata dr Zaidul Akbar

Bob Yanuar (27), seorang warga Kota Bandung misalnya, tidak lagi berminat menggunakan TMP atau TMB dengan alasan tetap terjebak kemacetan. Ia berpendapat, moda angkutan tersebut terlalu banyak menyita waktu karena tetap terjebak kemacetan.

"Saya dulu penggemar bus kota, DAMRI atau TMB. Tapi sekarang, saya pilih motor pribadi aja, soalnya kerap kali terjebak macet. Belum lagi tarif transportasi umum yang semakin membengkak akibat feeder yang belum terintegrasi," katanya kepada prfmnews, Kamis 22 September 2022.

Dalam referensi Bob, Kota Bandung atau Bandung Raya sudah saatnya mempertimbangkan moda angkutan massal berbasis rel baik di jalan maupun melayang di udara. Menurutnya, geometrik jalan dan pertumbuhan kendaraan sudah tidak bisa lagi menampung transportasi umum berbasis roda.

Baca Juga: Tiket FIFA Matchday Timnas Indonesia vs Curacao Sudah Dijual, Segini Harganya

"Transportasi massal berbasis roda sebetulnya sudah tidak cocok. Berbicara pelebaran ruas jalan pun nampaknya sulit melihat padatnya bangunan di area bahu jalan. Kita butuh yang berbasis rel atau melayang di udara (cable car),"

Halaman:

Editor: Indra Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x