Baca Juga: Jabar Peringkat 1 Perolehan Medali PON Papua, Ridwan Kamil Malah Sindir Persib: Tong Juara Remis Wae
Merespons kondisi ini, Tedy Rusmawan meminta adanya penguatan sinergi antara Pemerintah Kota Bandung dengan Satgas Antirentenir untuk menambah serangkaian kegiatan dan edukasi bagi masyarakat.
“Untuk mengatasi jerat hutang pinjol ini perlu upaya sinergi antara Pemkot Bandung, Satgas Antirentenir, pihak kepolisian, hingga bank Bandung yang mudah-mudahan bisa saling support,” ucapnya.
Melalui FGD tersebut, Tedy Rusmawan berharap seluruh unsur yang terlibat untuk menutup ruang gerak rentenir dan pinjol bisa meningkatkan kapasitasnya, terutama soal mencermati siasat sejumlah promo pinjaman yang menjerumuskan rakyat ke dalam jeratan hutang.
Tedy Rusmawan juga menyumbang saran agar koordinasi satgas ikut menggandeng Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) tingkat provinsi dan tingkat kota. Keberadaan Baznas bisa ikut menyokong dana darurat di saat satgas menangani kasus-kasus warga yang terjerat hutang rentenir dan pinjol.
Baca Juga: Bantu Korban Banjir Bandang dan Longsor, Tim DT Peduli Datang Langsung ke Luwu Sulawesi Selatan
Tedy Rusmawan menuturkan, pendanaan darurat ini perlu didorong ke Baznas atau pihak lain karena boleh jadi warga yang menghadapi penyitaan oleh rentenir butuh waktu untuk memenuhi pembiayaan. Baznas tingkat kota dan provinsi bisa disinergikan agar ada solusi yang konkret.
“Dalam konteks zakat, yang berhutang ini termasuk gharimin yang harus dibantu. Kami di DPRD siap terus berkomunikasi. Mudah-mudahan kegiatan ini bisa membantu masyarakat, terutama di tengah kondisi Covid-19 yang melanda saat ini,” tandasnya.***